Jakarta - Menteri
Perdagangan Mari Elka Pangestu optimistis terbentuknya cetak biru sistem
logistik nasional yang dalam waktu dekat akan diterbitkan pemerintah akan mampu
menekan disparitas harga antar wilayah yang selama ini terjadi di Tanah Air.
"Tujuannya
bagaimana meningkatkan pemerataan, mengurangi disparitas harga, dan daya saing,
termasuk logistik yang tidak efisien salah satu kelemahan kita," kata Mari
di sela-sela acara kunjungan pabrik PT Panarub Dwikarya Tangerang, Banten, Rabu
(27/1/2010).
Ia menjelaskan saat
ini cetak biru sistem logistik nasional sudah final di tingkat tim dan
Kementerian Perdagangan setelah dibahas selama 1,5 tahun. Rencananya dalam
waktu dekat segera diterbitkan oleh pemerintah.
"Dalam waktu
dekat akan disahkan," katanya.
Menurutnya dalam
jangka pendek, cetak biru itu akan menjadi panduan bagi pemerintah dalam
membuat ketentuan dalam pengaturan sistem logistik seperti penentuan hub port
(pelabuhan pengumpul), perdagangan antar pulau, penggunaan dry port,
infrastruktur, yang semuanya mengarah pada efisiensi dan daya saing.
"Sehingga ini
perlu untuk sinergi kementerian terkait, pusat dan daerah, pemerintah dan
pelaku usaha," katanya.
Manurut Mari dalam
hal logistrik khususnya mengenai penggunaan jalur transportasi, saat ini
Indonesia masih banyak menggunakan transportasi darat, dibandingan dengan
transportasi laut padahal Indonesia negara yang banyak memiliki wilayah laut,
termasuk belum optimalnya penggunaan jalur kereta api.
Seperti diketahui
masalah logistik di Tanah Air masih banyak terkendala dengan masalah efisiensi
yang menyebabkan ekonomi biaya tinggi. Kondisi semerawutnya sistem logistik
juga membuat banyak terjadi disparitas harga yang mencolok antara wilayah
produksi dan wilayah-wilayah yang jauh dari pusat produksi barang.