Vela Andapita, Atah.com, Kamis 27 April 2017
Arah - Akhir tahun 2017 ditargetkan "dwelling time" atau waktu inap barang di pelabuhan hanya dua hari.
Deputi Bidang Koordinasi Perniagaan dan Industri Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Edy Putera Irawady, mengaku optimistis target tersebut akan tercapai.
"Pasti tercapai karena sekarang kuncinya itu satu, yaitu 'single risk management'. Tadinya risiko itu di 15 kementerian/lembaga, kalau risiko itu diserahkan ke pelabuhan, ada di pelabuhan semua," katanya di Jakarta pada Rabu (26/4).
Edy mengatakan, dilansir Antara, target tersebut bisa dicapai dengan penerapan pelayanan satu pintu (Indonesia National Single Window) sebagai salah satu upaya rasionalisasi ekspor-impor.
Dia menyebutkan saat ini rata-rata "dwelling time" di pelabuhan-pelabuhan besar, yaitu 2,9 hari dan Pelabuhan Makassar memiliki waktu lebih cepat, yaitu dua hari.
Sementara itu, jika dibandingkan dengan negara tetangga capaian tersebut masih di bawah rata-rata, seperti Singapura 0,5-1,5 hari dan Malaysia dua hari.
"Tapi kita masih lebih baik dari Thailand karena masih tiga atau empat hari, Singapura lebih cepat tapi ongkos logistik tinggi," katanya.
Selain itu, lanjut dia, yang perlu diperhatikan adalah setelah tahap "custom clearance", ketika barang keluar dari pelabuhan.
Dia mencontohkan Pelabuhan Teluk Lamong yang sudah menerapkan teknologi informasi dan meminimalisasi tenaga manusia.
"Di Teluk Lamong itu paling bagus, kapal merapat, kontainer bisa mencari sendiri di mana tempatnya," katanya.
Edy menambahkan kunci dalan penurunan "dwelling time", yaitu regulasi, manajemen sumber daya manusia, teknologi informasi dan komunikask serta pelaku dan penyedia jasa logistik.
"Artinya setiap pelabuhan harus berbenah karena setiap pelabuhan banyak orang di luar kompetensinya," tandasnya.
Sumber:
https://www.arah.com/article/29447/kabar-gembira-akhir-2017-dwelling-time-jadi-dua-hari.html