Abdul Rahman, Bisnis Indonesia, Kamis 14 September 2017
JAKARTA – Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek menyiapkan rencana pelarangan truk logistik melintas di ruas jalan to Cikampek-Cawang pada pagi ini.
Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPJT) Bambang Prihartono mengatakan truk logistik dilarang beroperasi pada jam sibuk yaitu pukul 06.00 WIB – 09.00 WIB.
“Jadi di jam-jam sibuk itu mereka [truk logistik] mengatur sendiri untuk tidak beroperasi,” katanya seusai focus group discussion (FGD) di Kantor Kadin Indonesia, Jakarta, Rabu (13/9).
Dia mengklaim pengusaha truk sudah setuju dengan rencana tersebut. Menurutnya, pelarangan operasional truk pada pagi bukan tidak mungkin dilakukan. Bambang mengambil contoh angkutan barang di Jepang yang hanya beroperasi 5 hari per pekan. “Ini masalah perubahan perilaku saja supaya tidak semrawut,” imbuhnya.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Retail Indonesia (Aprindo) Roy N. Mandey menuturkan pihaknya punya kepentingan terkait rencana pengaturan jam operasional truk karena menjadi bagian dari pemilik barang. Namun, Aprindo siap jika aturan tersebut resmi diberlakukan.
“Yang jelsa waktu buka tutup toko ritel jelas. Buka jam 10 pagi dan tutup jam 10 malam,” ujarnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Bidang Distribusi dan Logistik Kyatmaja Lookman justru tidak setuju dengan rencana tersebut.
Dia menegaskan kesalahan pemerintah dalam mengantisipasi tingginya volume kendaraan di jalan tol tidak boleh dibebanlan kepada dunia usaha.
Apalagi, biaya logistik saat ini sudah cukup tinggi. “Logistic Cost sudah tinggi, masa mau dibebani lagi? Penurunan biaya logistik cuma omong kosong belaka,” tegasnya.
hal yang sama juga disampaikan Ketua Umum Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Yukki Nugrahawan Hanafi.
Dia mengatakan rencana pelarangan truk logistik pada jam sibuk di jalan tol sangat berlawanan dengan niat pemerintah menurunkan biaya logistik dan transportasi.
PERLU DIEVALUASI
Yukki menilai kemacetan di jalan tol bukan semata-mata disebabkan oleh truk logistik. Dia meminta rencana tersebut dievaluasi bersama sebelum diputuskan.
“ALFI meragukan kalau kami disebut sebagai permasalahan utama kemacetan,” ujarnya.
Oleh karena itu, Yukki menawarkan beberapa solusi untuk mengatasi kemacetan lalu lintas di jalan tol Jagorawi. Pertama, Pelabuhan Tanjung Priok beroperasi 7x24 jam berikut semua komponen pendukungnya.
Selain itu, pintu-pintu kawasan industry dapat dibuka terutama untuk unit yang kosong pada waktu tertentu.
Kedua, penggunaan kapal roll on-roll out (ro-ro) untuk mengangkut kendaraan dari Surabaya ke Sumatra dan Banten atau sebaliknya. Namun, ida meminta kapal ro-ro perlu disubsidi agar tarifnya terjangkau.
Ketiga, ALFI mengusulkan untuk bekerja sama dengan pihak pelabuhan dan kawasan industry guna melakukan pengurusan dokumen di beberapa wilayah yang terkait dengan ekspor. Tujuannya agar pergerakan kendaraan yang menuju pelabuhan dapat diatur. ‘