Juli E.R. Manalu - Bisnis Indonesia, 04 Desember 2013
Ketua Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) Zaldy Masita mengatakan biaya kepelabuhanan di Indonesia terasa makin berat karena menggunakan mata uang dollar AS.
"Dampaknya di sektor logistik sebenarnya di biaya pelabuhan yanh naik soalnya di-charge-nya pakai US$," katanya kepada Bisnis, Selasa (3/12).
Untuk itu, Zaldy mendesak pemerintah mengubah kebijakan penggunaan mata uang asing dalam pembayaran jasa kepelabuhanan. Secara keseluruhan, paparnya, biaya pelabuhan berkontribusi sebesar 3% - 5% terhadap biaya logistik.
Selain biaya pelabuhan, imbuhnya, hal lain yang mengalami dampak kenaikan harga dolar AS yakni biaya suku cadang kendaraan yang rata-rata didatangkan dari luar negeri. Zaldy memaparkan terjadi kenaikan sekitar 2% untuk biaya pembelian suku cadang.
Sementara itu, Managung Director PT. Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) Johari Zein menyatakan pelemahan rupiah terhadap dollar AS tidak terlalu berdampak terhadap perseroan.
Selama ini, lanjutnya, JNE melayani jasa pengiriman barang dengan porsi 90% di dalam negeri.
"Revenue [pendapatan] dalam rupiah, cost [biaya operasional] juga, jadi tidak terlalu berdampak," ujarnya.
Namun, dia menyatakan pihaknya tetap membutuhkan strategi khusus untuk berekspansi di tengah pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Menurutnya, ongkos ekspansi JNE bisa lebih besar dibandingkan dengan estimasi yang dibuat sebelumnya.
Semula, JNE menggelontorkan dana sebesar Rp. 500 miliar dalam 5 tahun ke depan guna membangun gedung, penambahan alat berupa scanner, X-ray serta beberapa alat lain. Sebagian besar alat itu harus didatangkan dari luar negeri, sehingga kenaikan harga dolar AS sangat berdampak ke kas perusahaan.
Untuk itu, Johari berusaha memilih waktu yang sesuai guna merealisasikan rencana ekspansi. Mengurangi jumlah pembelian alat, paparnya, bukan opsi yang menguntungkan bagi perusahaan.
Dia juga menegaskan tidak bisa menunda rencana ekspansi itu karena barang itu bakal digunakan pada 2015 guna memenuhi standar operasi dan layanan. Dia mengharapkan nilai tukar rupiah tidak akan melewati harga Rp. 12.000 per dolar AS.
Johari berencana menggunakan dana internal sebagai sumber paling besar untuk membiayai ekspansi dalam 5 tahun ke depan didukung dengan pinjaman dari bank.