Feby Novalius, Okezone.com, Selasa 27 Maret 2018
JAKARTA - Penurunan tarif tol ditargetkan dapat direalisasikan akhir bulan ini, dengan besaran antara 20%-30%. Kebijakan tersebut diberlakukan untuk angkutan logistik dengan harapan dapat meningkat daya saing logistik nasional.
Asosiasi Logistik Indonesia menilai, rencana penurunan tarif tol ini sebanding dengan pelayanan jalan tol. Jika tol masih macet, maka tarif mahal tidak sama saja cost pengeluarannya.
"Sekarang tapi tol sering macet, ya akan mahal karena sama saja dengan jalan biasa. Tapi kalau tidak macet, maka tarif tol sekarang termasuk murah," ujar Ketua Umum Asosiasi Logistik Zaldy Masita kepada Okezone.
Menurut Zaldy, sebenarnya yang perlu utamanya bagi perusahaan logistik adalah kebijakan tarif tol yang dinamis. Misalnya, tol diprioritaskan untuk jalur logistik maka tarif mobil penumpang seharusnya bisa lebih tinggi daripada truk.
"Kemudian pada jam-jam padat maka tarif tol otomatis lebih tinggi atau kalau macet malah tarifnya dibuat gratis saja sampai macet terurai," sarannya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan telah meminta jajarannya untuk secepatnya merealisasikan rencana penurunan tarif tol.
Jokowi, mengatakan, telah meminta Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Menteri Perhubungan agar tarif tol yang berhubungan dengan transportasi logistik dapat diturunkan sebanyak-banyaknya.
Meski begitu, kebijakan tersebut harus diikuti dengan beberapa insentif untuk pengelola tol agar beban dapat berkurang. Menurutnya, beberapa proyek pionir tersebut tengah diusahakan mendapat tax holiday atau keringanan pajak untuk jangka waktu tertentu.
Sumber:
https://economy.okezone.com/read/2018/03/27/320/1878380/pengusaha-logistik-kalau-tidak-macet-tarif-tol-sekarang-termasuk-murah