Galih Gumelar, Cnnindonesia.com, Rabu 28 Maret 2018
Jakarta, CNN Indonesia -- Indonesia akan punya Pusat Logistik Berikat (PLB) yang khusus memfasilitasi perdagangan elektronik (e-commerce). Tujuannya, untuk memindahkan hub logistik e-commerce dari Singapura dan Malaysia agar berpindah ke Indonesia.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan PLB yang selama ini hanya dimanfaatkan untuk bahan baku dan barang modal akan bisa mengakomodir urusan logistik.
Untuk itu, kementerian mengembangkan PLB ke dalam delapan aktivitas tambahan yang terdiri dari, Industri Kecil dan Menengah (IKM), e-commerce, barang jadi, bahan pokok, gudang pendinginan (cold storage), kargo udara, bursa komoditas, hingga industri besar.
"Presiden pernah instruksikan agar Indonesia bisa berkompetisi dengan negara tetangga dan mengalahkan negara mereka. Makanya, kami melakukan tolak ukur, kami pelajari praktik di negara kompetitor, kami tiru, dan kami berupaya mengalahkan mereka," jelas Sri Mulyani, Selasa (27/3).
Langkah itu bertujuan untuk memperbaiki indeks kemudahan berusaha (Ease of Doing Business/EoDB) Indonesia. Saat ini, peringkat EoDB Indonesia berada di angka 72 dari 190 negara. Hanya saja, indikator 'Trading Across Borders', yang merupakan salah satu komponen pembentuk EoDB Indonesia, masih berada di peringkat 112 dari 190 negara.
Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 85 Tahun 2015, barang dari luar yang masuk PLB seharusnya diberikan penangguhan bea masuk, tidak dipungut Pajak Dalam Rangka Impor (PDRI), dan diberikan pembebasan cukai.
Rencananya, pelaku usaha bisa mendapatkan izin memanfaatkan PLB dalam satu jam saja, yang nanti akan dimasukkan ke dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) tersendiri.
"Ini hasil kajian yang positif dimana PLB dalam mengantisipasi e-commerce dan memperbaiki EoDB," tegasnya.
Dia berharap PLB menjadi opsi pusat logistik (logistic center) di negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura akan pindah ke Indonesia. Pihaknya mengaku akan menjamin mereka mendapatkan fasilitas yang lebih baik.
Menurutnya, perluasan PLB bagi e-commerce tentu akan berdampak pada aktivitas ekspor dan impor Indonesia. Sebagai contoh, implementasi Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE) dan Tempat Penimbunan Berikat (TPB) sepanjang tahun lalu mampu menyumbang ekspor US$54,8 miliar atau 37,7 persen dari ekspor nasional tahun lalu.
"Kami melihat rasio impor terhadap ekspor melalui fasilitas ini adalah satu berbanding tiga. Dalam artian, setiap satu kali impor bahan baku dapat menyumbang ekspor senilai tiga kali lipatnya," kata dia.
Sumber:
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20180328093610-92-286453/menkeu-sebut-indonesia-akan-punya-pusat-logistik-e-commerce