Ahmad Fadli, Industry.co.id, Selasa 9 Oktober 2018
INDUSTRY.co.id, Jakarta - Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) meminta kepada PT Kereta Api Indonesia (Persero) untuk menurunkan tarif logistiknya sampai 20 persen. Pihaknya juga menilai rencana penghapusan pajak 10 persen untuk angkutan barang kereta api belum cukup.
PT KAI perlu menurunkan tarifnya dengan membuat proses lebih efesien untuk bongkar muat, kata Ketua Umum ALI, Zaldy Ilham Masita
Sebab, menurut Zaldy, saat ini proses bongkar muat dengan menggunakan kereta api lebih lama dibandingkan truk. Padahal menurut Zaldy, angkutan kereta api untuk pengiriman barang lebih mahal 15 persen daripada truk.
Untuk itu, Zaldy menilai seharusnya KAI perlu menimal menurunkan tarif angkutan logistiknya sampai 20 persen. Karena pengguna ini masih harus menggunakan truk dari pabrik atau gudang dan dari stasiun ke pabrik atau gudang, ujar Zaldy.
Selain itu, menurut Zaldy jika pemerintah ingin lebih banyak pengiriman barang menggunakan kereta api maka waktu tempuh juga perlu dipertimbangkan. Dia memastikan pelaku usaha atau jasa pengiriman juga menginginkan waktu tempuh lebih cepat daripada truk.
Selanjutnya, untuk kendaraan angkut dari pabrik ke gudang atau stasiun ke pabrik dan gudang tidak perlu disediakan KAI karena penyedia jasa di sektor tersebut sudah banyak. Zaldy menyarankan fasilitas bongkar muat saja yang perlu disiapkan dan ditingkatkan lebih canggih.
Sebagai informasi, PT KAI memastikan sudah menyiapkan fasilitas bongkar muat barang dibanyak stasiun dan beberapa tempat yaitu, Pasoso, PT Jakarta International Container Terminal (JICT), Jakarta Gudang, Kedung Gedeh, Cikarang Dryport, Cibungur, dan Curug. Begitu juga di Surabaya Pasarturi, Lempuyangan, Kretek, Klari, Cisaat, Cicurug, Cirebon Perujakan, Arjawinangun, Gedebage Bandung, Banjar.
Sumber:
http://www.industry.co.id/read/43456/pengusaha-logistik-minta-kai-turunkan-tarif-angkutan-barang