Kahfi - Bisnis Indonesia, 25 April 2014
Dirjen Perhubungan Laut Kemenhub Bobby Mamahit mengatakan pihkanya masih menjalankan studi komprehensif terhadap dua hub internasional tersebut. Menurutnya, lokasi keduanya memang menguntungkan bagi keuntungan strategi nasional.
"Keduanya masih belum mencapai tahap pembangunan fisik, tahun depan kemungkinan baru Kuala Tanjung, berikutnya Bitung," ujarnya, Kamis (24/4).
Nantinya, dia menyatakan keberadaan dua pelabuhan tersebut bisa menyamai Pelabuhan Singapura. Dari kedua pelabuhan itu, pemerintah mengharapkan bisa mengambil keuntungan dari aktivitas perniagaan internasional.
Terlebih dari, Bobby menilai kedua pelabuhan itu memiliki kondisi geografis yang menunjang bagi pembangunan pelabuhan skala besar. "Untuk mengejar Singapura, memang harus diupayakan dari sekarang dan harus berupaya keras," katanya.
Untuk pembangunan kedua pelabuhan itu, Bobby menegaskan menyesuaikan kebijakan yang diambil Kemenko Perekonomian, sedangkan Kemenhub hanya berwenang dalam pelaksanaan pembangunan fisik.
Sejauh ini, Kemenhub diberikan tanggung jawab pengoperasian Pelabuhan Bitung, terutama pengadaan prasarana penunjang.
Kemenhub sudah merealiasasikan anggaran senilai Rp. 70 miliat untuk pengadaan crane, yang salah satunya ditempatkan di Pelabuhan Bitung.
Sesuai dengan Perpres No. 26/2012 tentang Cetak Biru Sistem Logistik Nasional (Sislognas), disebutkan Pelabuhan Kuala Tanjung direncanakan melayani arus kapal pelayaran menuju Eropa dan AS serta negara Asia tanpa melalui Pelabuhan Singapura.
Untuk Pelabuhan Bitung bakal menopang perniagaan dan pelayaran di kawasan timur Indonesia.
Wakil Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) Mahendra Rianto mengatakan kebutuhan hub internasional untuk mewujudkan visi logistik nasional merupakan hal mendesak.
Selama ini, menurutnya, Indonesia hanya mengandalkan Pelabuhan Tanjung Priok sehingga biaya logistik di sektor laut sulit ditekan.
"Kalau sudah ada Bitung dan Kuala Tanjung, Indonesia seakan memiliki dua pintu barat dan pintu timur. Tujuannya, dengan keberadaan keduanya, lalu lintas pelayaran domestik dapat menurunkan biaya pengiriman, karena antara kawasan timur dan barat terjadi keseimbangan," ujarnya. (Kahfi)