News Detail
Asal stok terjamin, Asosiasi Logistik Indonesia tak keberatan subsidi solar dicabut

Ridwan Nanda Mulyana, Kontan.co.id, Kamis 3 Oktober 2019

 

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) telah mencabut pengendalian kuota jenis bahan bakar minyak (BBM) tertentu jenis solar bersubsidi. Keputusan ini pun disambut baik pengusaha angkutan, termasuk Asosiasi Logistik Indonesia (ALI).

"Masalah pencabutan itu memang sudah seharusnya karena sudah menjadi hak untuk angkutan barang seperti truk memakai solar subsidi sesuai regulasi," kata Ketua ALI Zaldy Ilham Masita kepada Kontan.co.id, Kamis (3/10).

Meski begitu, Zaldy menyoroti soal ketersediaan solar di lapangan. Menurutnya, meski pembatasan tersebut sudah dicabut, namun jika tidak ada kepastian pasokan, maka antrean di SPBU masih akan terus berlanjut.

"Yang menjadi masalah apakah stoknya cukup? Antrean tetap akan terjadi walaupun surat pembatasan dicabut karena stock tidak cukup untuk kebutuhan seluruh Indonesia," ujarnya.

Menurut Zaldy, solar subsidi memegang peranan yang signifikan di sektor usaha logistik. Sebab, Zaldy menyebut, 85% angkutan barang memakai truk yang memakai solar subsidi.

Sedangkan dari sisi komponen biaya, porsi harga BBM cukup signifikan, yakni sebesar 30%-40%. Oleh sebab itu, Zaldy meminta pemerintah untuk secara jelas memberikan kepastian soal kecukupan stok solar subsidi karena hal itu berpengaruh terhadap penyesuaian harga ke konsumen.

"30%-40% dari biaya transport adalah biaya BBM, jadi cukup signifikan, dan yang paling penting di logistik adalah kepastian," terang Zaldy.

Karenanya, Zaldy menyatakan bahwa pengusaha logistik tak keberatan jika subsidi solar dicabut. Asalkan, ketersediaan dan kelancaran pasokan solar bisa terjamin.

"Buat kami, jika tak ada subsidi dan terjadi kenaikan harga (solar), itu lebih baik daripada stok tidak pasti. Jadi untuk logistik lebih penting ketersedian BBM daripada subsidi solar," terang Zaldy.

Ia berpendapat, akan lebih positif bagi bisnis di sektor logistik jika anggaran untuk subsidi solar dialihkan ke insentif lain. "Seperti bunga pembelian truk baru yang lebih rendah, itu bisa lebih efektif. Karena jumlah subsidi yang dihabiskan oleh angkutan barang truk mencapai ratusan miliar," sambungnya.

Selain itu, secara jangka panjang, Zaldy berpendapat bahwa pencabutan subsidi solar bisa berdampak positif terhadap perkembangan bisnis logistik di Indonesia. Sebab, pengusaha logistik bisa beralih ke moda transportasi laut seperti laut dan kereta api.

"Buat logistik juga sehat, karena nanti mulai pindah ke moda laut dan kereta api yang seharusnya lebih murah dari truk. Akan terjadi efisiensi dan lebih sehat untuk jangka panjangnya," terang Zaldy.

Sebagai informasi, BPH Migas telah mencabut Surat Edaran Nomor 3865.E/Ka BPH/2019 tentang Pengendalian Kuota Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu (JBT) Tahun 2019. Keputusan tersebut mencabut Surat Edaran untuk mengendalikan kuota JBT jenis minyak solar bersubsidi yang diberlakukan oleh BPH Migas per 1 Agustus 2019 lalu, guna mengantisipasi over kuota dalam penyaluran silar bersubsidi.

 

Sumber:

https://industri.kontan.co.id/news/asal-stok-terjamin-asosiasi-logistik-indonesia-tak-keberatan-subsidi-solar-dicabut

 

 

 

 

 

 

 

 


Back to List

25 Mar 2024

KAI Logistik Perluas Jangkauan Pengiriman hingga ke Kalimantan

Sakina Rakhma Diah Setiawan, Kompas.com, Sabtu 23 Maret 2024

18 Mar 2024

Larangan Angkutan Logistik Saat Libur Hari Besar Keagamaan Munculkan Masalah Baru

Anto Kurniawan, Sindonews.com, Minggu 17 Maret 2024

18 Mar 2024

Kemendag Dorong Relaksasi Pembatasan Angkutan Logistik Saat Hari Raya

Mohamad Nur Asikin, Jawapos.com, Sabtu 16 Maret 2024

08 Mar 2024

Dirjen SDPPI: Hadirnya gudang pintar 5G pecut industri berinovasi

Fathur Rochman, Antaranews.com, Kamis 7 Maret 2024

07 Mar 2024

Jurus Kemenhub Tekan Ongkos Biaya Logistik Supaya Makin Murah

Retno Ayuningrum, Detik.com, Rabu 6 Maret 2024

07 Mar 2024

Transformasi Digital Pelabuhan Dorong Peningkatan Efisiensi Biaya Logistik

Antara, Republika.co.id, Rabu 6 Maret 2024

Copyright © 2015 Asosiasi Logistik Indonesia. All Rights Reserved