News Detail
Masih Banyak Jasa Logistik Pakai Cara Tradisional, Modernisasi Operasional, Efisien 40%

Pro Kaltim

BALIKPAPAN - Kaltim dinilai menjadi salah satu bagian penting dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), terutama jika bicara perdagangan antarnegara. Sayangnya, tenaga terampil bidang jasa logistik di daerah ini masih terbatas.

Hal tersebut diungkapkan Ketua Asosiasi Logistik dan Forwarder Kaltim Faisal Tola. Jika disandingkan dengan negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, dan Thailand, dia menyebut kualitas jasa dan tenaga logistik Indonesia masih kalah bersaing.

 “Semua pihak yang ada di negara-negara itu sadar betul bahwa MEA ini bukan sekadar kesepakatan. Mereka sudah sampai pada tahap membaca situasi yang tercipta saat ini dan nanti,” kata Faisal di sela-sela pelatihan “Basic Freight Forwarding” di Balikpapan.

Menurutnya, kebanyakan perusahaan logistik di Kaltim kekurangan tenaga ahli terampil. Akibatnya, kegiatan kelogistikan banyak yang masih menerapkan metode tradisional. Padahal, penerapan teknologi terbaru, kata dia, menjadi potensi berkembangnya bisnis, karena memungkinkan efektivitas dan efisiensi perusahaan.

Dia mencontohkan, perbedaan antara metode logistik tradisional dengan modern adalah pada pendataan. Jasa logistik modern, kata Faisal, menggunakan sistem berbasis komputer, sehingga data pengiriman dapat disimpan dalam bank data yang lebih aman.

Sementara pada sisi operasional, penerapan GPS juga menjadi pembeda antara pelaku logistik modern dengan tradisional. “Ini juga menjadi nilai tambah bagi pemakai jasa,” imbuhnya.

Anggota Komisi III DPRD Balikpapan ini juga mengungkapkan, sistem tradisional memakan waktu lebih lama, khususnya dalam kegiatan pengiriman. Tenaga kerja yang digunakan juga lebih banyak, sehingga cenderung boros operasional.

“Kalau menggunakan sistem modern, tahapannya lebih pendek, karena sudah banyak mengandalkan mesin. Ini juga memengaruhi biaya operasional. Metode modern bisa lebih hemat sampai 40 persen,” beber dia.

Nilai tambah ini, disebut Faisal sudah banyak diterapkan di banyak negara. Dia berharap, para pelaku usaha logistik terus menyadari pentingnya mengembangkan metode kerja.

“Maka dari itu, pelatihan ini kami gelar. Itu supaya kita dapat bersaing di MEA,” imbaunya.

Pada pelatihan yang berlangsung di Kompleks Ruko Bandar, Balikpapan kemarin, 32 perusahaan ambil bagian. Sementara itu,  Faisal mengatakan, ada lebih dari 150 perusahaan logistik dan forwarder yang terdaftar di Kaltim.

“Ini baru angkatan pertama. Belum semua bisa kami jaring untuk ikut pelatihan. Tapi, kegiatan ini akan berlanjut,” pungkasnya. (*/aji/man2/k15)

Sumber : http://kaltim.prokal.co/read/news/263701-masih-banyak-jasa-logistik-pakai-cara-tradisional.html


Back to List

25 Mar 2024

KAI Logistik Perluas Jangkauan Pengiriman hingga ke Kalimantan

Sakina Rakhma Diah Setiawan, Kompas.com, Sabtu 23 Maret 2024

18 Mar 2024

Larangan Angkutan Logistik Saat Libur Hari Besar Keagamaan Munculkan Masalah Baru

Anto Kurniawan, Sindonews.com, Minggu 17 Maret 2024

18 Mar 2024

Kemendag Dorong Relaksasi Pembatasan Angkutan Logistik Saat Hari Raya

Mohamad Nur Asikin, Jawapos.com, Sabtu 16 Maret 2024

08 Mar 2024

Dirjen SDPPI: Hadirnya gudang pintar 5G pecut industri berinovasi

Fathur Rochman, Antaranews.com, Kamis 7 Maret 2024

07 Mar 2024

Jurus Kemenhub Tekan Ongkos Biaya Logistik Supaya Makin Murah

Retno Ayuningrum, Detik.com, Rabu 6 Maret 2024

07 Mar 2024

Transformasi Digital Pelabuhan Dorong Peningkatan Efisiensi Biaya Logistik

Antara, Republika.co.id, Rabu 6 Maret 2024

Copyright © 2015 Asosiasi Logistik Indonesia. All Rights Reserved