Gloria F.K. Lawi, Bisnis Indonesia, Rabu 27 April 2015
Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) Zaldy Ilham Masita menyatakan kehadiran pelabuhan darat Cikarang Dry Port (CDP) di kawasan industry Jawa Barat, sangat membantu pengguna jasa untuk mengefisienkan waktu dan biaya.
“Karena meningkatnya beban Tanjung Priok, sementara kami melihat pelabuhan darat Cikarang Dry Port bisa menopang, kami menilai penting dibangun pelabuhan sejenis di Banten,” katanya kepada Bisnis, Selasa (26/4).
Saat ini, menurutnya, Banten belum ada pelabuhan darat sehingga arus barang masih terkonsentrasi di Pelabuhan Tanjung Priok. Padahal, kawasan industry di daerah Tanggerang, Banten sedang berkembang.
“Kalau di Banten ada, di Priok bisa dibagi. Industri yang di Barat masuk ke Banten, yang di Timur masuk CDP. Jadi kami harapkan bisa ada seperti itu, dibuat oleh swasta,” jelasnya.
Selain itu, keuntungan lainnya adalah keberadaaan kereta api di Banten yang akan memudahkan akses arus barang dari Banten ke Pelabuhan Tanjung Priok. Dengan langkah itu, waktu sekaligus biaya bisa mengalami penghematan.
“Kalau industri di Jawa Tengah ini belum karena pelabuhan mereka ada dua pilihan, bisa melalui Priok atau Pelabuhan Tanjung Perak, kalau Tanjung Mas belum berkembang sebenarnya,” sambungnya.
Selain pembangunan pelabuhan darat, lanjutnya, opsi yang lain untuk menurunkan beban arus barang adalah pembangunan Pelabuhan Patimban di Jawa Barat untuk menopang industri di Jawa Barat.
General Manager Commercials PT Cikarang Inland Port operator CPD Imam Wahyudi menyatakan pihaknya akan bersinergi dengan calon pelabuhan baru yang akan dibangung pemerintah antara lain Pelabuhan Patimban dan Inland Waterways-Kanal Cikarang Bekasi Laut.
“Mungkin pergeseran bisnis dan visi pemerintah membangun industri kawasan timur kami juga ada possibility membangun lagi pelabuhan darat. Tetapi, yang jelas mungkin di Jawa Tengah karena adanya perkembangan industri di sana, dibutuhkan pelabuhan darat,” tutur Imam.