News Detail
INSW Siapkan Single Reference

Hadijah Alaydrus, Bisnis Indonesia, Selasa 10 Mei 2016

JAKARTA – Indonesia National Single Window tengah menyiapkan acuan utama atau single reference bagi kementerian dan lembaga yang akan bergabung dalam Indonesia Single Risk Management.

 

Seperti yang tercantum adlam Paket Kebijakan XI yang diluncurkan Maret lalu, penerapan Indonesia Single Risk Management dalam sistem INSW dilakukan melalui identitas tunggal dan penyatuan informasi pelaku usaha dalam kegiatan ekspor impor.

 

Sekretaris Indonesia National Single Window (INSW) Kukuh S. Basuki mengatakan dengan single reference layanan yang diberikan oleh kementerian dan lembaga (K/L) bisa sama dan setara.

 

“[Selain itu] fokus kami masih pada profiling pengusaha – pengusaha yang baik di mata K/L, untuk kami sinkronkan untuk dapat disepakati,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (9/5).

 

Menurutnya, konotasi baik dalam profil pengusaha tidak lagi secara individual di K/L. Sebisa mungkin, lanjutnya, profil pengusaha yang baik masuk ke dalam penilaian bersama.

 

Adapun jumlah pengusaha yang tengah dikaji oleh INSW mencapai lebih dari 200 orang. “Seingat saya diatas 200 [pengusaha],” tegasnya.

 

Dalam paket kebijakan XI, dia memastikan Indonesia Single Risk Management bisa rampung dan berjalan penuh pada akhir tahun ini karena integrasi pelayanan K/L dalam Indonesia Risk Management System dilakukan bertahap.

 

Dalam target INSW, dia  menuturkan tidak hanya 18 K/L yang berhubungan dengan keluar masuk barang di pelabuhan tetapi semua K/L. “Targetnya nanti semua K/L akan bergabung. Namanya juga single risk management,” ungkapnya.

 

Kukuh melanjutkan tantangan INSW dalam menghidupkan Indonesia Single Risk Management ini adalah menyamakan persepsi K/L tentang risiko nasional. Namun, dia optimis sistem ini bisa berjalan penuh tahun ini.

 

Paket kebijakan XI menetapkan penerapan single risk management berlaku pada Agustus 2016, dan diperluas penerapannya untuk beberapa K/L seperti Kemendag, Kementan. Dia mengharapkan penerapan itu pada akhir 2016 dapat menurunkan dwelling time di pelabuhan secara nasional menjadi 3,5 hari.

 

Untuk tahap awal, paket kebijakan XI menghendaki peluncuran model single risk management dalam platform single submission antar BPOM dengan Bea dan Cukai yang diperkirakan dapat menurunkan dwelling time.

 

Achmad Ridwan Tento, Sekjen Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia (GINSI), mengatakan sudah seharusnya Indonesia memiliki single risk management.




ASOSIASI LOGISTIK INDONESIA

Gedung I Lt. 7 Kementerian Perdagangan RI
Jl. M.I. Ridwan Rais No. 5
Jakarta Pusat 10110

Ph./Fax. 021 - 386 3936
www.ali.web.id


Back to List

25 Mar 2024

KAI Logistik Perluas Jangkauan Pengiriman hingga ke Kalimantan

Sakina Rakhma Diah Setiawan, Kompas.com, Sabtu 23 Maret 2024

18 Mar 2024

Larangan Angkutan Logistik Saat Libur Hari Besar Keagamaan Munculkan Masalah Baru

Anto Kurniawan, Sindonews.com, Minggu 17 Maret 2024

18 Mar 2024

Kemendag Dorong Relaksasi Pembatasan Angkutan Logistik Saat Hari Raya

Mohamad Nur Asikin, Jawapos.com, Sabtu 16 Maret 2024

08 Mar 2024

Dirjen SDPPI: Hadirnya gudang pintar 5G pecut industri berinovasi

Fathur Rochman, Antaranews.com, Kamis 7 Maret 2024

07 Mar 2024

Jurus Kemenhub Tekan Ongkos Biaya Logistik Supaya Makin Murah

Retno Ayuningrum, Detik.com, Rabu 6 Maret 2024

07 Mar 2024

Transformasi Digital Pelabuhan Dorong Peningkatan Efisiensi Biaya Logistik

Antara, Republika.co.id, Rabu 6 Maret 2024

Copyright © 2015 Asosiasi Logistik Indonesia. All Rights Reserved