Gloria F.K. Lawi, Bisnis Indonesia, Rabu 11 Mei 2016
JAKARTA – Badan Perencanaan Pembangunan Nasional tengah menyusun kajian pembangunan kawasan dan pembiayaan Pelabuhan Patimban, Subang, Jawa Barat dengan target pekerjaan fisik di mulai sebelum 2017.
Direktur Transportasi Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Prihartono menyatakan pihaknya tengah memasukkan Pelabuhan Patimban ke dalam rencana buku biru (blue book) atau Daftar Rencana Pinjaman Luar Negeri Jangka Menengah (DRPLN-JM).
Dengan langkah itu, pemerintah bisa segera mendapatkan kucuran dana pinjaman untuk pembangunan dari Japan International Cooperation Agency (JICA).
“Kita proses [proyek Patimban] tanpa melihat sumber pendanaannya, tetapi yang sampai saat ini yang tertarik mendanai itu Jepang dari negara lain belum ada yang tertarik,” ujarnya di Jakarta, Selasa (10/5).
Saat ini, dia menuturkan pihaknya bersama dengan Kementerian coordinator Bidang Maritim dan Sumber Daya dan Kementerian Keuangan juga mengkaji postur ideal untuk pembiayaan Patimban.
Dari hasil rapat terbatas bersama Presiden Joko Widodo pekan lalu, total anggaran pembangunan Pelabuhan Patimban yang senilai Rp34,9 triliun atau setara US$2,49 miliar. Pemerintah Jepang juga sudah menawarkan skema Special Term of Economic Partnership (STEP) loan dengan grace period selama 10 tahun dan jangka waktu pinjaman 40 tahun. Dengan postur pendanaan tersebut, Bambang menegaskan pemerintah tengah mengupayakan sistem yang lebih menguntungkan bagi Indonesia.
“Dengan ekonomi seperti saat ini harus dilihat mana yang pas. Karena kondisi ekonomi kita selalu berubah. Dengan mekanisme STEP, kontraktornya katakanlah dari Jepang tidak bisa lokal. Nah sekarang bisa tidak kalau kontraktor lokal,” ungkapnya.
Dalam skema tersebut, pemberi pinjaman menghendaki agar konsultan dan kontraktor dilakukan secara bersama-sama atau joint operation.
SKEMA LAIN
Bambang menyebutkan pemerintah pusat masih mengkaji kemungkinan dalam sistem lain yang bekerjan adalah kontraktor lokal. Dia menambahkan potensi menjadi kontraktor Patimban terbuka sangat lebar bagi BUMN.
“Kita lihat juga kontraktor kita saat ini masih bisa menerima proyek atau tidak? Kalau bisa, biar kontarktor lokal yang mengerjakan, kalau tidak bisa boleh kontraktor dari Jepang. Ini makanya semua dievaluasi oleh Presiden dan beliau ingin tahu mana yang lebih menguntungkan,” jelasnya.
Selain Pelabuhan Patimban, Bappenas tengah menyusun rancangan pengembangan regional Jawa Barat termasuk pengembangan Bandara Kertajati Majalengka beserta proyek aeropolis.
Bambang menyatakan pembangunan infrastruktur tersebut hanyalah salah satu komponen dari rencana pengembangan kawasan Jawa Barat menjadi salah satu kota industri. Perencanaan tersebut juga diharapkan bisa menggenjot minat investor pada sektor properti.
“Kami dari Bappenas menyusun bukan hanya pembangunan pelabuhannya, tetapi kami merencanakan dengan matang pengembangan kawasan industri di sana nantinya seperti apa,” terangnya.