Tesa Oktiana Surbakti, Metrotvnews.com, Jumat 30 September 2016
"Di sektor logistik kebanyakan menggunakan BBM solar. Dengan perkiraan solar naik Rp 600 per liter, maka biaya tranportasi akan kami naikkan sekitar 5 persen," ujar Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia Zaldy Ilham Masita saat dihubungi, Kamis (29/9/2016).
Dia memahami penyesuaian harga BBM merupakan hasil evaluasi yang dilakukan per tiga bulan sekali, namun pihaknya menyayangkan BBM jenis solar harus mengalami kenaikan. Ketika tarif logistik naik, sambung Zaldy, biasanya akan mengguncang harga bahan pokok yang sudah tentu kian memberatkan masyarakat.
"Permintaan terhadap jasa logistik juga akan turun, karena konsumen bisa saja keberatan dengan kenaikan tarif (akibat kenaikan solar)," pungkasnya.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Truck Indonesia (Apterindo) Gemilang Tarigan mengatakan pihaknya juga akan menaikkan tarif sebesar empat persen. Hanya saja, Gemilang berpendapat kenaikan tarif tidak akan berdampak signifikan pada penurunan konsumen jasa logistik. Pasalnya, jasa logistik memiliki peranan penting untuk memperlancar distribusi barang dari produsen ke konsumen.
"Kalau dulu solar naik Rp 500 per liter, kita tidak perlu melakukan perubahan tarif. Tapi sudah sampai Rp 600 per liter, mau tidak mau harus ada penyesuaian tarif. Naiknya sekitar 4 persen ya, mengingat komposisi bahan bakar sebesar 35 persen dari keseluruhan komponen biaya ya," tutur Gemilang.
Sumber:
http://ekonomi.metrotvnews.com/energi/5b2MgEMN-solar-naik-tarif-jasa-logistik-ikut-naik