Muhammad Ashari, Pikiran Rakyat.com, Rabu 5 Januari 2016
JAKARTA, (PR).- Barang-barang kebutuhan pokok yang harganya lebih mahal dibandingkan harga di Pulau Jawa masih menjadi problem yang belum bisa diselesaikan. Menyelesaikan problem disparitas harga itu tidak cukup hanya dengan membangun infrastruktur transportasi, namun juga kelancaran distribusi barang-barang kebutuhan pokok ke daerah pelosok.
Presiden Joko Widodo mengatakan, menyelesaikan persoalan disparitas harga adalah dengan memastikan barang yang diangkut melalui laut dan udara bisa sampai ke daerah pedalaman, terpencil, dan perbatasan. "Karena di daerah tersebut, masyarakat bukan hanya harus membayar dengan harga berkali lipat lebih mahal dibandingkan Jawa, namun juga kesulitan mendapatkan kebutuhan pokok," katanya ketika membuka rapat terbatas pengembangan program tol laut dan jembatan udara di Istana Negara, Kamis, 5 Desember 2017.
Jokowi mengatakan, program tol laut dan jembatan udara bisa terintegrasi dengan sentra logistik di daerah, bukan hanya industri. Kedua infrastruktur transportasi itu dinilainya harus mampu menggerakan ekonomi daerah, melancarkan konektivitas antar daerah, dan melancarkan pengangkutan balik logistik ke daerah lain.
"Membangun konektivitas bukan semata-mata membangun infrastruktur transportasi. Tapi juga dikaitkan dengan sistem logistik dan distribusi multi moda," katanya.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, akan ada pengembangan trayek tol laut. Mulanya trayek tol laut hanya 6 trayek, namun kedepan akan dikembangkan menjadi 13 trayek.
Selain itu, akan dibuat juga sentra pusat logistik di beberapa wilayah. Pusat logistik itu akan dinamakan Rumah Kita. Salah satu fungsi pusat logistik itu adalah untuk penyimpanan barang-barang yang terkontrol agar kualitasnya tetap terjaga. Penyimpanan barang itu sekaligus menjadi tempat transit barang untuk dikirimkan ke daerah-daerah.
Adapun mengenai jembatan udara, utamanya adalah mengatasi hambatan pengiriman barang di wilayah yang kondisi geografisnya sulit ditembus melalui darat. Saat menjelaskan jembatan udara, Budi mencontohkan beberapa daerah di Papua yang kondisi geografisnya sulit karena dilingkupi pegunungan. Untuk mengatasinya, diperlukan transportasi udara. Dia menyebutkan, ada 12 titik yang akan dibangun sarana jembatan udara.***
Sumber:
http://www.pikiran-rakyat.com/nasional/2017/01/05/jokowi-transportasi-baik-bisa-melancarkan-konektivitas-antar-daerah-389832