Kompas, Jumat 6 Januari 2017
PURWAKARTA, KOMPAS – Biaya distribusi barang naik menyusul kerusakan Jembatan Cisomang Kilometer 100,8, Jalan Tol Purbaleunyi. Biaya distribusi dari kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi ke Bandung dan sebaliknya naik hingga 15 persen dalam satu perjalanan.
Alternatif angkutan kereta barang yang disiapkan pemerintah belum dapat membantu angkutan. Kontainer yang diangkut belum mencapai jumlah ideal.
Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia Zaldy Masita mengatakan, kenaikan biaya terjadi akibat pengalihan arus kendaraan dari Tol Purbaleunyi. “Jika diuangkan, kenaikan nilainya sekitar Rp. 500.000 sekali perjalanan dari atau ke Bandung,” ujar Zaldy yang dihubungi pada Kamis (5/1). Ia menjelaskan, kenaikan sebesar Rp. 500.000 itu untuk membayar bahan bakar dan uang makan tambahan bagi sopir truk.
Ia menjelaskan, setiap hari ada 1.000 – 1.200 truk dengan rute perjalanan Jabodetabek-Badung dan sebaliknya. Total pembengkakan ongkos logistik selama perbaikan Jembatan Cisomang Rp. 500 juta – 600 juta per hari.
Pengangkutan barang dengan kereta, menurut Zaldy, belum menjadi solusi. Saat ini kereta angkutan barang dari Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta ke Stasiun Gedebage, Bandung, beroperasi empat perjalanan. Setiap perjalanan, kereta mengangkut 15 kontainer sehingga sehari ada pengiriman 60 kontainer. Padahal, menurut Zaldy, setiap hari ada 300 kontainer yang harus dikirimkan di rute Jabodetabek – Bandung dan sebaliknya.
Argo (48), sopir truk, mengatakan, Kamis kemarin, perjalannya dari Padalarang ke Jatiluhur memakan waktu sekitar enam jam. Padahal, jika melewati Jalan Tol Purbaleunyi hanya memakan waktu 45-60 menit. “Jika truk sampai patas as, bisa bikin jalan macet total,” ujar Argo.
Mogok
Berdasarkan pantauan Kompas, Kamis, di jalan arteri Padalarang, Purwakarta, sejumlah truk mogok akibat mengalami patah as, seperti di Desa Nagraj dan Kampung Ciganea, Purwakarta dan Kecamatan Cikalong Wetan, Kabupaten Bandung Barat. Hal itu membuat antrean panjang.
Berkaitan dengan pengalihan arus lalu lintas kendaraan, Kepala Dinas Bina Marga Jabar, Guntoro mengimbau pengendara angkutan barang untuk mengurangi muatan. Pengurangan dimaksudkan agar badan jalan nasional atau arteri, termasuk jalan provinsi yang dilintasi kendaraan angkutan barang tidak cepat rusak atau hancur. Kapasitas atau kekuatan jalan arteri maksimal 21 ton, sedangkan truk angkutan barang mengangkut muatan hingga 40 ton.
Jalan Rusak
Terkait transportasi, jalur utama dari Kabupaten Majalengka menuju Kabupaten Ciamis dan Tasikmalaya, Jabar, di Desa Wanahayu, Kecamatan Maja, Majalengka, yang sempat terputus, Kamis, telah dapat dilalui. Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Majalengka Ajun Komisaris Iim Abdurochim mengatakan, kendaraan roda dua dan kendaraan golingan pertama dapat melintasi, tetapi bus dan truk belum.
Sementara itu, kerusakan jalan nasional di jalur pantai utara (pantura) Gresik, Jawa Timut, terancam tidak bisa sepenuhnya tertanggani. Kerusakan jalan sepanjang 7 kilometer, tetapi anggaran hanya untuk perbaikan sepanjang 1,1 kilometer.
Kepala Bidang Pembangunan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VIII Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Achmad Subki mengatakan itu saar meninjau jalan rusak bersama Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf dan Bupati Gresik Sambari Halim Radianto, Kamis. (SEM/BKY/IKI/SYA/ACI)