News Detail
ALFI Minta Tarif Wajar Jakarta - Bandung

Gloria Fransisca K. Lawi, Bisnis Indonesia, Selasa 17 Januari 2017

AKARTA – Asosiasi Forwarder dan Logistik Indonesia berharap mendapatkan tarif yang wajar dari layanan kereta api barang rute Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta menuju Gedebage Bandung.

 

Yukki Nugrahawan Hanafi, Ketua Umum DPP Asosiasi Forwarder dan Logistik Indonesia (ALFI), mengatakan layanan kereta api (KA) barang tersebut bisa menjadi solusi keterbatasan kapasitas angkutan darat.

 

Saat ini, menurutnya, lalu lintas angkutan barang melalui jalur jalan raya rute Jakarta – Bandung terhambat permasalahan kerusakan Jembatan Cisomang. Dia melihat adanya peluang positif jangka panjang atas pengoperasi kereta tersebut.

 

Dia menjelaskan DPP ALFI dan DPW ALFI Jawa Barat beberapa kali berkomunikasi dengan PT. Kereta Api Indonesia (KAI) dan anak usahanya PT. Kereta Api Logistik (Kalog). Namun, Yukki melanjutkan BUMN itu tidak memberikan harga yang baik dan fair bagi pelaku usaha swasta.

 

“Ada perbedaan, di mana terjadi transfer pricing antara PT. KAI ke Kalog, dan akhirnya kami pelaku usaha logistik merasa mendapatkan harga yang lebih mahal dibandingkan Kalog menawarkan kepada pihak pemilik barang,” katanya kepada Bisnis, Senin (16/1).

 

Dia menyatakan ada indikasi monopoli usaha jika tidak bisa terjadi kesepakatan antara swasta dan PT. Kalog. Padahal dua tahun terakhir, anggota ALFI sudah berkeinginan bekerja sama mengembangkan angkutan barang dengan PT. KAI.

 

“Saya berharap kita bisa bekerja sama, jadi mari kita monitor bersama apakah kereta ini bisa berjalan dengan baik,” tambahnya.

 

Namun, Yukki tetap menyambut positif hadirnya KA barang dari Pelabuhan Tanjung Priok menuju Gedebage, Bandung, Jawa Barat. Dia juga berharap pihak swasta bisa ikut berkontribusi tanpa beban biaya yang tinggi.

 

Dia mengatakan perlu ada uji coba untuk melihat seberapa besar prospek bisnis angkutan barang berbasis rel di lintas Jakarta-Bandung.

 

“Sekarang tinggal bagaimana PT. Kereta Api Indonesia mau bekerja sama dan terbuka dengan para pihak,” katanya.

 

Bila Kalog ingin mengoperasikan sendiri KA barang lintas Jakarta-Bandung, menurutnya, layanan bisnis itu tidak bisa bertahan lama.

 

Ada beberapa bukti layanan KA barang bisa berjalan secara terjadwal dan teratur tetapi jadwal itu tidak konsisten, dan beberapa kali KA tidak diberangkatkan karena minimnya isian. “Jadi jangan karena pemerintah meminta ini diaktifkan kembali baru aktif, harus terjadwal,” terangnya.

 

Sebelumnya, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan, kereta api Tanjung Priok – Gedebage ini bisa menjadi alternatif baru agar kegiatan ekspor-impor lebih efisien, tepat waktu, dan aman.

 

Dia yakin moda transportasi ini akan mendorong peningkatan efisiensi logistik, mengurangi waktu inap barang di pelabuhan atau dwelling time.

 

Menurutnya, penggunaan kereta peti kemas ini menjadi salah satu solusi yang tepat untuk mengatasi masalah logistik di kawasan industri ke pelabuhan.

 

Saat ini, jalur KA yang masuk ke Pelabuhan Tanjung Priok sejak zaman Hindia Belanda kini diaktifkan lagi sejak tahun lalu. Sebelumnya, layanan KA barang hanya berhenti di Stasiun Pasoso, Tanjung Priok.

 

Di Gedebage, Bangung juga memiliki pelabuhan darat (dry port). Stasiun kereta peti kemas di Pelabuhan Darat Gedebage memiliki dua jalur khusus untuk bongkar muat kontainer yang memiliki depo guna merawat puluhan gerbong. Tak Hanya itu, di kawasan stasiun ini juga terdapat Terminal Peti Kemas Bandung (TPKB).

 

PERLU INSENTIF

Dari Bandung, Guru Besar Transportasi UGM Yogyakarta Danang Parikesit meminta pemerintah menyelesaikan hambatan fiskal dan investasi agar KA logistik Tanjung Priok – Gedebage Bandung bisa bersaing dengan truk.

 

Danang menilai ada dua hal yang menyebabkan tingginya biaya angkut logistic menggunakan KA salah satunya struktur biaya yang harus disetarakan antara rail-based dan road-based.

 

Dengan kondisi itu, dia menilai tingginya bisa angkut logistik menggunakan KA merupakan hal yang wajar terjadi. “Hal ini menyangkut soal PPN dan access charge penggunaan infrastruktur publik,” katanya.

 

Faktor lainnya soal keunggulan komparatif berdasar jarak etmpuh dan pola perjalanan. “Selama perjalanan di bawah 200 km dengan pola berpencar, maka moda angkutan jalan memiliki keunggulan komparatif,” ujarnya.

 

Bila hambatan fiskal dan investasi tidak disamakan antara moda rel dan jalan, serta pola penyebarang daerah industry yang meluas, dia nilai daya tarik KA tidak akan ada.

 

Tentu saja, tegasnya, masalah itu bukan melulu menjadi tanggung jawab PT. KAI. “Karena akan memberikan offer sesuai struktur bisnis dan regulasi yang ada. Ini call-nya ada di regulator, bukan operator,” paparnya.

 

Secara terpisah, Kepala Dinas Perhubungan Jabar Dedi Taufik menyatakan pihaknya sudah meminta pada para pengusaha logistik untuk lebih memanfaatkan KA barang Tanjung Priok-Gedebage Bandung mengingat kini ada persoalan rekayasa lalu lintas di jalan tol Cipularang pasca bergesernya pilar Jembatan Cisomang. Selain itu, dia menyatakan dia jalur tengah ada kerusakan Cadaspangeran yang mengganggu arus barang Cirebon-Bandung.

 


Back to List

25 Mar 2024

KAI Logistik Perluas Jangkauan Pengiriman hingga ke Kalimantan

Sakina Rakhma Diah Setiawan, Kompas.com, Sabtu 23 Maret 2024

18 Mar 2024

Larangan Angkutan Logistik Saat Libur Hari Besar Keagamaan Munculkan Masalah Baru

Anto Kurniawan, Sindonews.com, Minggu 17 Maret 2024

18 Mar 2024

Kemendag Dorong Relaksasi Pembatasan Angkutan Logistik Saat Hari Raya

Mohamad Nur Asikin, Jawapos.com, Sabtu 16 Maret 2024

08 Mar 2024

Dirjen SDPPI: Hadirnya gudang pintar 5G pecut industri berinovasi

Fathur Rochman, Antaranews.com, Kamis 7 Maret 2024

07 Mar 2024

Jurus Kemenhub Tekan Ongkos Biaya Logistik Supaya Makin Murah

Retno Ayuningrum, Detik.com, Rabu 6 Maret 2024

07 Mar 2024

Transformasi Digital Pelabuhan Dorong Peningkatan Efisiensi Biaya Logistik

Antara, Republika.co.id, Rabu 6 Maret 2024

Copyright © 2015 Asosiasi Logistik Indonesia. All Rights Reserved