News Detail
Pelindo II Perlu Buka Nama Pelayaran Global

Gloria F.K. Lawi & Abdul Rahman, Bisnis Indonesia, Jumat 3 Februari 2017

JAKARTA – PT. Pelabuhan Indonesia II diminta membuka nama tiga perusahaan pelayaran multinasional yang digandeng perseroan untuk mendukung Pelabuhan Tanjung Priok sebagai pelabuhan pengumpul (hub) internasional peti kemas.

 

Direktur National Maritime Institute (Namarin) Jakarta Siswanto Rusdi mengatakan PT. Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II sebaiknya lebih terbuka dalam menyosialisasikan kerja sama dengan perusahaan pelayaran multinasional itu.

 

“Harusnya dibuka saja dengan transparan pelayaran global tidak perlu kejutan, karena pemain besar tidak banyak, hanya segelintir saja,” katanya kepada Bisnis, Kamis (2/2).

 

Siswanto berharap tiga pelayaran itu memang perusahaan multinasional dan bukan hanya sebagai konsolidator kargo.

 

Saat Pelabuhan Tanjung Pelepas Malaysia dibangun, dia mencontohkan PM Mahathir Mohammad sejak awal sudah mengumumkan akan menggandeng perusahaan pelayaran Evergreen dari Korea Selatan.

 

Hal itu juga dilakukan Otoritas Singapura saat pembangunan Terminal Pasir Panjang, Pelabuhan Singapura sudah menggandeng CMA-CGM.

 

Status Pelabuhan Tanjung Priok sebagai hub internasional peti kemas ditetapkan melalui Keputusan Menteri Perhubungan (Kepmenhub) No. KP 901/2016 tentang Rencana Induk Pelabuhan Nasional (RPIN).

 

Sementara itu, Direktur Utama PT. Pelindo II Elvyn G. Masassya menargetkan kerja sama dengan tiga perusahaan pelayaran global bisa dilakukan tahun ini.

 

Menurutnya, perseroan menyiapkan tiga kandidat perusahaan pelayaran global sebagai calon mitra pengelola Pelabuhan Tanjung Priok. “Semester dua ini sudah jalan,” ungkapnya.

 

Namun, dia belum bisa membeberkan nama ketiga perusahaan pelayaran multinasional itu. Saat ini, tegasnya, perusahaan pelat merah itu masih dalam proses penawaran kerja sama. “Secara etika bisnis kami belum bisa membocorkan,” sambungnya.

 

Dari Depok, Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan Sugiharjo menargetkan Pelabuhan Kuala Tanjung Sumatra Utara bisa beroperasi pada akhir tahun ini.

Menurutnya, posisi Pelabuhan Kuala Tanjung sangat strategis karena terletak di Selat Malaka yang merupakan jalur pelayaran internasional.

 

Bila sudah beroperasi, imbuhnya, pelabuhan tersebut diproyeksikan menjadi hub internasional dan menjadi pesaing Singapura.

 

“Pembangunannya memang bertahap, tapi akhir tahun ini sudah bisa beroperasi sebagian. Apalagi Pelindo I sudah kerjasama dengan Port of Rotterdam,” katanya, Rabu (1/2).

 

SISLOGNAS

Dia menjelaskan, Kuala Tanjung dan juga Bitung sudah ditetapkan oleh pemerintah dalam Sistem Logistik Nasional (Sislognas) sebagai hub internasional.

 

Secara geografis, posisi kedua pelabuhan tersebut berada di wilayah luar Indonesia. Posisi tersebut memungkinkan keduanya menjadi pelabuhan penghubung di masing kawasan, yakni Kuala Tanjung di barat dan Bitung di timur.

 

Pada masa mendatang, Kuala Tanjung juga akan terintegrasi dengan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei dan dihubungkan oleh jaringan kereta api Trans Sumatra.

 

Sugiharjo meluruskan anggapan fungsi hub internasional Kuala Tanjung bakal dialihkan ke Pelabuhan Tanjung Priok. Menurutnya, Tanjung Priok lebih cocok berperan sebagai tempat konsolidasi logistik dosmestik.

 

Sementara itu, Direktur Utama Pelindo I Bambang Eka Cahyana mengatakan progres pembangunan Terminal Multipurpose Pelabuhan Kuala Tanjung tahap I sudah mencapai 70%.

 

“Kami akan berupaya keras agar pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung ini dalan selesai tepat waktu,” ujarnya.

 

Dia memaparkan Kuala Tanjung merupakan kunci untuk mengembangkan sektor logistik Indonesia mengingat letaknya yang berhadapan langsung dengan Selat Malaka, yang juga merupakan jalur pelayaran terpadat di dunia.

 

Terkait kebijakan penetapan status pelabuhan hub internasional peti kemas, dia tetap yakin Kemenhub akan memberikan status sebagai pelabuhan hub internasional saat pelabuhan itu sudah siap beroperasi.

 

Pelabuhan Kuala Tanjung akan mampu melayani peningkatan demand pada muatan general cargo dan juga peti kemas serta adanya fleksibilitas terhadap pelayanan muatan.

 

Selain itu, bisa memberikan nilai tambah bagi pertumbuhan ekonomi sehingga daerah sekitarnya berkembang dan menjadi salah satu penopang arus investasi.

 

Sebagai informasi, pembangunan Kuala Tanjung sebagai hub internasional di Indonesia bagian barat ini terdiri dari empat tahap yakni tahap pertama Terminal Multipurpose yang ditargetkan rampung pada 2017.

 

Tahap kedua adalah pengembangan kawasan industri seluas 3000 hektare pada 2016 – 2018, tahap ketiga adalah pengembangan Terminal Hub Peti Kemas Internasional  atau Dedicated Terminal/Hub Port pada 2017 – 2019, dan tahap keempat adalah pengembangan kawasan industri terintegrasi atau kota pelabuhan pada 2021 – 2023.

 

Proyek yang dibangun di Kabupaten Batubara itu membutuhkan investasi sekitar Rp. 34 triliun dengan perincian investasi tahap pertama Rp. 3 triliun, tahap kedua senilai Rp. 8 triliun, dan tahap ketiga Rp. 23 triliun.


Back to List

25 Mar 2024

KAI Logistik Perluas Jangkauan Pengiriman hingga ke Kalimantan

Sakina Rakhma Diah Setiawan, Kompas.com, Sabtu 23 Maret 2024

18 Mar 2024

Larangan Angkutan Logistik Saat Libur Hari Besar Keagamaan Munculkan Masalah Baru

Anto Kurniawan, Sindonews.com, Minggu 17 Maret 2024

18 Mar 2024

Kemendag Dorong Relaksasi Pembatasan Angkutan Logistik Saat Hari Raya

Mohamad Nur Asikin, Jawapos.com, Sabtu 16 Maret 2024

08 Mar 2024

Dirjen SDPPI: Hadirnya gudang pintar 5G pecut industri berinovasi

Fathur Rochman, Antaranews.com, Kamis 7 Maret 2024

07 Mar 2024

Jurus Kemenhub Tekan Ongkos Biaya Logistik Supaya Makin Murah

Retno Ayuningrum, Detik.com, Rabu 6 Maret 2024

07 Mar 2024

Transformasi Digital Pelabuhan Dorong Peningkatan Efisiensi Biaya Logistik

Antara, Republika.co.id, Rabu 6 Maret 2024

Copyright © 2015 Asosiasi Logistik Indonesia. All Rights Reserved