Publication Detail
Driven Demand Supply Chain, Menyatukan Setiap Bagian Dalam Rantai Pasok Menjadi Bagian Yang Utuh Dan Menguntungkan

Yuddy Saputra

Beberapa hari lalu, saya membaca sebuah artikel yang dikeluarkan oleh Boston Consulting Group, sebuah perusahaan consultant ternama di dunia, mengenai driven demand supply chain. Supply chain management adalah bidang yang menarik perhatian saya selain bidang pemasaran. driven demand supply chain atau rantai pasokan yang diciptakan berdasarkan atas dorongan pasar merupakan hal yang baru selama kurang dari sepuluh tahun terakhir. Lalu apa pengertian dari driven demand supply chain. Driven demand supply chain adalah sebuah sistem yang mengkoordinasikan sistem dan proses-proses yang bereaksi terhadap sinyal permintaan terkini atau real-time di dalam sebuah jaringan dari konsumen, pemasok dan karyawan.

Pasokan dan permintaan akan sangat mudah disesuaikan jika jumlah permintaan sifatnya tetap setiap waktu tanpa ada perubahan dalam jumlah volumenya. Namun, apabila perubahan itu berubah, perusahaan harus menyesuaikan tingkat pasokan mereka di setiap langkah atau bagian dari rantai pasok mereka. Dengan waktu jeda yang diberikan untuk mendeteksi permintaan dan arus barang dari di setiap titik dari mulai supplier, manufacture hingga setiap agent distributor, pengaruh mereka seringkali sangat besar ketika mereka mengetahui secara pasti jumlah permintaan pasti di lapangan, ini akan menyebabkan mereka unggul dalam pasokan dan dapat mengurangi penimbunan persediaan. Promosi produk, yang semakin penting bagi para pengecer atau relatiler, semakin memperburuk masalah dalam menentukan jumlah permintaan. Perusahaan kemudian menjadi terlalu semakin terbebani dengan memperlambat atau mempercepat lini produksinya, yang mana akan menyebabkan tingkat persediaan perusahaan akan bersifat sangat fluktuatif tanpa kita bisa prediksi.

Pada masa lalu, menyesuaikan pasokan dan permintaan telah menjadi sesuatu yang sangat sulit mengingat waktu respon yang sangat lama dari rantai pasok dan tantangan yang muncul melekat pada mengkomunikasikan dan menyarankan berbagai macam platform IT pada perusahaan yang hendak dijadikan rekan dalam kegiatan bisnis.  DDSC menawarkan informasi terkini atau real-time pada permintaan dan tingkat persediaan saat ini kepada seluruh partisipan dalam rantai pasokan sehingga mereka dapat bereaksi secara cepat dan efektif dengan merevisi ramalan yang diberikan oleh supplier mereka contoh dengan merubah rencana produksi dan distribusi, ketika sebuah perubahan yang tidak diharapkan muncul. DDSC memungkinkan perusahaan untuk membuat perencana yang optimum, pengadaan, produksi, penggantian persediaan, dan penyampaian pesanan untuk layanan yang lebih baik, penjualan yang lebih tinggi dan menurunkan seluruh biaya serta dapat mengurangi ketidak pastian pada saat perubahan permintaan terjadi.

Driven demand supply chain memungkinkan terjadi apabila perusahaan memperhatikan empat pilar utama dalam DDSC yang terdiri atas

Visibility yaitu tingkat permintaan dan persediaan harus transparan di seluruh titik rantai pasokan

Infrastructure, sebuah infrastruktur yang kuat memungkinkan setiap pemain dalam rantai pasokan beradaptasi secara cepat pada perubahan jangka pendek dalam penawaran dan permintaan.

Coordination, kordinasi yang sangat kuat antara seluruh pemain membuat perusahaan dapat melaksanakan rencananya secara jelas dan efektif dalam hal biaya.

Optimization, dengan mengoptimumkan seluruh kinerja rantai pasokan dan tidak hanya mencoba mengurangi biaya, perusahaan dapat dapat menyampaikan kinerja layanan konsumen terbaik dan tetap menuai keuntungan utama secara finansial.

 

Dengan DDSC yang diimplementasikan secara benar. perusahaan-perusahaan bisa menjadi lebih responsive pada perubahan kondisi pasar, meminimumkan kehabisan persediaan dan kerugian penjualan, menjaga persediaan tetap rendah, dan mengurangi biaya dalam pengiriman pesanan secara tajam, dan dapat mengoptimumkan penggunaan aset perusahaan secara lebih baik.

Tujuan dari DDSC adalah untuk menyelaraskan dan mengkoordinasikan semua pemain di seluruh rantai pasokan yang lebih mirip seperti integrasi vertical tapi tanpa investasi. Daripada menggunakan satu supplier yang dimiliki oleh perusahaan itu sendiri atau membuat perjanjian manufaktur, contohnya, perusahaan mengarahkan sistem distribusinya secara virtual terintegrasi dengan para anggota rantai pasokannya melalui driven demand supply chain dan mendapatkan banyak keuntungan-keuntungan yang sama yang didapat dengan apa yang didapat oleh rekan dalam rantai pasokannya. kemampuan ini bahkan memberikan para pemain kecil dalam rantai pasok sebuah perusahaan keuntungan dari integrasi secara vertikal dengan pemain besar dalam rantai pasok.

 

Read more at http://pojokbursa.widyatama.ac.id/driven-demand-supply-chain-menyatukan-setiap-bagian-dalam-rantai-pasok-menjadi-bagian-yang-utuh-dan-menguntungkan/#eih8G7xzRTwIIJTK.99

 

http://pojokbursa.widyatama.ac.id/driven-demand-supply-chain-menyatukan-setiap-bagian-dalam-rantai-pasok-menjadi-bagian-yang-utuh-dan-menguntungkan/


Back to List

Copyright © 2015 Asosiasi Logistik Indonesia. All Rights Reserved