Hendra Kusuma, Detik.com, Sabtu 3 Juni 2017
Jakarta - Biaya logistik di wilayah timur Indonesia, seperti di Papua menjadi pekerjaan rumah pemerintahan kabinet kerja di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Salah satu upaya yang dilakukan dalam menekan biaya angkut logistik di tanah mutiara hitam ini dengan membangun proyek Jalan Trans Papua yang total panjangnya mencapai 4.330,07 kilometer (km)
Pembangunan dilakukan mulai dari Sorong di Provinsi Papua Barat hingga Batas Provinsi Papua yang total panjangnya 1.070,62 km, dan disambung lagi dari Batas Provinsi Papua Barat hingga Merauke yang total panjangnya 3.995 km.
Kepala Balai Pelaksana Jalan Nasional 17 Papua Barat Ditjen Bina Marga Kementerian PUPT, Yohanis Tulak mengatakan pembangunan Jalan Trans Papua diharapkan bisa menekan biaya angkut logistik.
"Seiring dengan meningkatnya kemantapan jalan diharapkan biaya angkut makin hemat atau turun dan waktu tempuh makin singkat," kata Tulak kepada detikFinance, Jakarta, Sabtu (3/6/2017).
Dia bercerita, sebelum tersambungnya Jalan Trans Papua membuat masyarakat rela merogoh uang lebih banyak dan harus merelakan jual hasil perkebunannya dengan untung yang sedikit.
Hal tersebut, kata Tulak dikarenakan ongkos atau biaya angkut hasil perkebunan dari pedalaman ke kota belum ada akses infrastruktur yang memadai, sehingga membutuhkan waktu lama untuk sampai ke kota.
"Yang diangkut bahan bangunan, sembako, hasil pertanian, dan sebagainya," ungka Tulak.
Saat ini, Jalan Trans Papua khusus di Provinsi Papua Barat baru mencapai 98,89%, atau masih menyisakan 1,11% jalan yang belum tembus, dan akan rampung di akhir tahun 2017 atau tembus 100%.
Jika dirinci, 98,89% khusus dari ruas I dari Sorong-Maybrat-Manokwari yang sepanjang 594,81 km telah tembus 100% dengan pekerjaan pengaspalan sepanjang 459,93%, yang masih berlandasan tanah atau japat sepanjang 134,88 km, dan perbaikan geometri (perbaikan grade dan alih trase) sepanjang 29,50 km.
Untuk ruas II dari Manokwari-Mameh-Wasior-Batas Provinsi Papua yang panjang 475,81 km belum tembus 100%, masih menyisakan 11,86 km yang masih hutan. Untuk pengaspalan, di ruas II ini baru mencapai 147,99 km dan 315,96 km berupa tanah atau japat, untuk perbaikan geometri terjadi di 61,24 km.
Dengan begitu, maka total pekerjaan Jalan Trans Papua di Provinsi Barat yang sudah diaspal totalnya 607,92 km atau 56,78%, yang masih tanah sepanjang 450,84 km atau 42,11%, perbaikan geometri sepanjang 90,74 km atau 8,48%, dan hutan sepanjang 11,86 km atau 1,11%. (ang/ang)
Sumber:
http://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/3519283/jalan-trans-papua-bakal-tekan-biaya-logistik