News Detail
LIPI Dorong Pelibatan Pelayaran Rakyat

Gloria F.K. Lawi, Bisnis Indonesia, Senin 28 Agustus 2017

JAKARTA – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia mendorong peningkatan efektivitas Tol Laut dengan melibatkan pelayaran rakyat yang berada di pulau terpencil.

 

Panky Tri Febiansyah, peneliti Pusat Penelitian Ekonomi (P2E) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), mengatakan target utama Tol Laut adalah menurunkan disparitas harga barang dari Indonesia bagian barat dengan bagian timur.

 

“Coba dikonversikan [disparitas harga] ke pangan lalu membangun manusia [sumber daya manusia],” jelasnya di Media Centre LIPI Jakarta, Jumat (25/8).

 

Panky menjelaskan rakyat (Pelra) bisa menjadi alternatif jika kapal-kapal besar itu susah masuk di kawasan perairan sempit.

 

Dia menlanjutkan Pelra bisa sebagai alternative konsep Tol Laut sebagai arteri yang masuk ke konteks pasar ketika skala pengiringan berkapasitas kecil.

 

Menurutnya, efektivitas infrastruktur pelabuhan perlu didorong dan digunakan semuanya termasuk Pelra.

 

Dengan menjadikan Tol Laut sebagai arteri dan masuk ke konteks pasar, tegasnya, Pelra harus menjadi backbone yang masuk ke pulau keci;l.

 

“Logistik itu PR [pekerjaan rumah] kita bersama. Aktivitas apapun tidak akan bisa berjalan kalau infrastrukturnya tidak ada.” Terangnya.

 

Dalam kajian yang telah dilakukan tim P2E LIPI, perpektif atas program Tol Laut yang dipahami selama ini hanya layanan antarpelabuhan atau port to port. Seharusnya konsep Tol Laut diperluas menjadi layanan dari pelanggan  ke  pelabuhan lanjut ke pelanggan atau door-port to port-door.

 

Sementara itu, Direktur National Maritime Institute (Namarin) Siswanto Rusdi menilai penentuan perusahaan yang melayani trayek Tol Laut selama ini tidak tepat dengan model tender. Sebaiknya, layanan Tol Laut diserahkan kepada pelayaran swasta yang sudah ada di trayek yang ditentukan dan tinggal melanjutan ke rute terdekat dari trayek yang sudah dikomersialkan oleh pelayaran swasta.

 

“Dengan demikian tak perlu subsidi seperti saat ini. Sebaiknay bentuk subsidinya adalah subsidi bunker, subsidi di biaya pelabuhan,” tegasnya,

 

Menurutnya, Kemenhub juga tidak perlu membangun kapal. Dia menyarankan Tol Laut memakai kapal yang ada milik swasta dengan model sewa. “Sehingga bisa memberdayakan pelayaran rakyat karena untuk trayek tertentu perlu dilanjutkan ke daerah-daerah terpencil yang hanya bisa menggunakan kapal kecil milik pelayaran rakyat,” tuturnya.

 

Dengan sistem Tol Laut seperti saat ini, dia menilai tidak efektif dari sisi anggaran karena subsidi membengkak dari seharsunya berkurang setiap tahunnya. (k1)


Back to List

25 Mar 2024

KAI Logistik Perluas Jangkauan Pengiriman hingga ke Kalimantan

Sakina Rakhma Diah Setiawan, Kompas.com, Sabtu 23 Maret 2024

18 Mar 2024

Larangan Angkutan Logistik Saat Libur Hari Besar Keagamaan Munculkan Masalah Baru

Anto Kurniawan, Sindonews.com, Minggu 17 Maret 2024

18 Mar 2024

Kemendag Dorong Relaksasi Pembatasan Angkutan Logistik Saat Hari Raya

Mohamad Nur Asikin, Jawapos.com, Sabtu 16 Maret 2024

08 Mar 2024

Dirjen SDPPI: Hadirnya gudang pintar 5G pecut industri berinovasi

Fathur Rochman, Antaranews.com, Kamis 7 Maret 2024

07 Mar 2024

Jurus Kemenhub Tekan Ongkos Biaya Logistik Supaya Makin Murah

Retno Ayuningrum, Detik.com, Rabu 6 Maret 2024

07 Mar 2024

Transformasi Digital Pelabuhan Dorong Peningkatan Efisiensi Biaya Logistik

Antara, Republika.co.id, Rabu 6 Maret 2024

Copyright © 2015 Asosiasi Logistik Indonesia. All Rights Reserved