Rivki Maulana, Bisnis Indonesia, Rabu, 18 Oktober 2017
JAKARTA – Kementerian Perhubungan bakal menambahkan dua rute baru angkutan Tol Laut pada 2018. Anggaran untuk program Tol Laut pun bakal dinaikkan 33% menjadi Rp. 447 miliar.
Inspektur Jnederal Kementerian Perhubungan Wahju Satrio Utomo mengatakan hingga tahun berjalan Kemenhub telah membuka 13 rute Tol Laut. Adapun, tiga rute perdana dibuka sejak November 2015.
Dia mengatakan dua rute baru yang akan dibuka bakal menyasar kawasan timur Indonesia. Saat ini, sebelas trayek Tol Laut melayani Indonesia timur dengan pertumbuhan ekonomi di wilayah itu terpaut jauh dari kawasan barat Indonesia.
Dia menambahkan Kemenhub belum menetapkan daerah mana yang bakal menjadi destinasi angkutan Tol Laut pada 2018.
“Kami lihat sesuai dengan perkembangan. Kami juga meminta masukan dari peserta Rakornas,” ujarnya, selepas membuka (Rapat Koordinasi Nasional) Rakornas Tol Laut Tahun 2017 di Jakarta, Selasa (17/10).
Program Tol Laut merupakan salah satu program strategis untuk menekan disparitas harga. Tol Laut adalah kapal yang berlayar secara rutin. Melalui kapal yang dioperasikan BUMN dan operator swasta yang memenangkan lelalng, pemerintah menyelenggarakan angkutan taut terjadwal dengan biaya terjangkau. Tol Laut diharapkan menjadi stimulus bagi pertumbuhan ekonomi di daerah.
Saat ini, PT. Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) menjadi operator Tol Laut untuk tujuh trayek. Khusus tujuh trayek lainnya dilayani oleh perusahaan swasta yang memenangkan lelang.
Wahju mengatakan tahun depan rute baru yang akan dibuka bakal dilelang untuk pelayaran swasta.
Sejak program Tol Laut bergulir, dia menegaskan sejumlah komoditas pangan dan bahan bangunan mulai mengalami penurunan harga, berkisar 20% - 30%. Namun, dia menyatakan Tol Laut masih menyisakan pekerjaan rumah, yakni muatan balik yang minim dari daerah.
“Untuk itu, ke depan pemerintah terus mendoorng optimalisasi muatan balik dari daerah melalui sinergi dan koordinasi yang baik antara pemerintah daerah, BUMN dan masyarakat setempat,” tegasnya.
Plt. Dirjen Perhubungan Laut Bay M. Hasani menambahkan Kemenhub juga berencana melakukan pengalihan rute atau re-route pada trayek Tol Laut yang sudah berjalan.
Bahkan, Kemenhub tidak menutup kemungkinan rute Tol Laut yang telah sarat muatan bakal dilepas ke swasta.
Berdasarkan evaluasi, trayek T5 dan T6 bakal diubah. Bay mengatakan pasa trayek T5 yang menghubungkan Surabaya dengan Tahuna dan Lirung, kapal bakal berlabuh di Makassar untuk mengangkut muatan. Sementara itu, pada trayek T6 yang menghubungkan Tanjung Priok dengan Natuna, kapal bakal berlabuh di Tanjung Pandan, Pulau Belitung agar bisa membawa lebih banyak muatan.
Pada tahun depan, Bay menuturkan pelaksanaan layanan Tol Laut bakal diarahkan dalam dimensi yang lebih luas, yakni door-port to port-door.
Selam ini, Tol Laut hanya melayani pengangkutan dari pelabuhan ke pelabuhan atau port to port. “Setelah barang sampai, port to port setelah itu tanggung jawab siapa. Jadi harusnya pemda juga care agar ada pengawalan terhadap [stabilitas] harga,” jelasnya.
Menurutnya, angkutan Tol Laut belum sepenuhnya menjamin penurunan harga pada tingkat konsumen. Oleh karena itu, Kemenhub juga mendorong optimalisasi 19 setra logistik Rumah Kita yang dioperasikan oleh BUMN.