Koran-jakarta.com, Jumat, 20 Oktober 2017
BANDARLAMPUNG – Kebijakan tol laut yang digalakkan pemerintah serta pembangunan 39 sentra logistik dinilai berhasil menurunkan harga barang di wilayah Indonesia Timur sebesar 15-20 persen. Hal itu karena suplai barang cukup dan peluang pedagang nakal yang selama ini memainkan harga semakin tertutup.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan saat jadi pembicara dalam sidang pleno Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) di Bandarlampung, Kamis (19/10), mengatakan kebijakan tersebut merupakan upaya Pemerintah melakukan pemerataan dan mengurangi tingkat kesenjangan pendapatan antarindividu dan antarwilayah.
“Untuk menurunkan kesenjangan pendapatan memang tidak mudah, dan perlu waktu yang cukup lama, tetapi yang penting kebijakan yang diambil tepat karena didukung basis data yang kuat dan komprehensif,” papar Luhut. Selain tol laut dan sentra logistik, di sektor kemaritiman, pihaknya berupaya mengefisienkan biaya di pelabuhan yang selama ini cukup tinggi, yakni 46,2 persen sehingga ikut mendongkrak harga barang di masyarakat.
“Kita akan pangkas setengahnya jadi sekitar 20 persen,” kata Luhut. Pembangunan sektor kemaritiman ke depan, jelas Luhut, harus terintegrasi atau integrated chain port, meliputi smelter, pembangkit listrik sehingga mendongkrak pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut. Dia mencontohkan di Morowali Sulawesi Tengah yang pertumbuhan ekonominya hingga 64 persen karena dibangunnya smelter oleh perusahaan tambang di daerah tersebut.
Tambah Rute
Sebelumnya, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyatakan akan menambah dua trayek kapal tol laut tahun depan. Dengan demikian, jumlahnya menjadi 15 rute dari 13 rute saat ini yang sebagian besar di Indonesia Timur. Penambahan dua rute tersebut diperkirakan menelan anggaran sekitar 447 miliar rupiah.
Inspektur Jenderal Kemenhub, Wahju Satrio Utomo, mengatakan operasional kapal tol laut telah menekan harga kebutuhan pokok, terutama sembako, hingga 30 persen di daerah yang dilayani. “Ada penurunan bahan pokok 20-30 persen, khususnya di Papua dan Nusa Tenggara Timur,” kata Wahju.
Selain penurunan harga bahan pokok, tol laut juga memastikan ketersediaan barang karena jadwal kedatangannya yang pasti dan tidak banyak terpengaruh cuaca. Dengan demikian, masyarakat di daerah terpencil dan daerah pinggiran sudah bisa menghitung stok kebutuhannya karena jadwal kedatangan kapal sudah reguler, ditambah kapasitas angkutan barang yang besar.
Sumber:
http://www.koran-jakarta.com/tol-laut-dan-sentra-logistik-tekan-harga-di-indonesia-timur/