Ridwan, Industry.co.id, Sabtu 5 Mei 2018
INDUSTRY.co.id - Jakarta, Industri logistik di Indonesia masih mempunyai potensi bisnis yang cukup cerah. Bahkan, hingga tiga tahun mendatang, market size logistik di tanah air diprediksi meningkat 7–10 persen.
Pemerintah pun harus menyiapkan kapasitas penunjang, termasuk bersiap menerima pasar ASEAN.
Global Vice President of Transportation and Logistics Practice Frost and Sullivan Gopal R. menyatakan, industri logistik Indonesia berpotensi tumbuh 7,1 persen setiap tahun sampai 2022.
Menurutnya, salah satu yang akan menunjang kinerja pelaku usaha logistik tanah air adalah kebijakan pemerintah, khususnya berkaitan dengan kemudahan prosedur dan paket kebijakan logistik.
’’Setiap negara, khususnya di ASEAN, saat ini membuat masterplan logistik. Indonesia juga mengarah ke sana karena makin banyak tantangan,’’ ujar Gopal di Jakarta (5/5/2018).
Ia menambahkan, faktor penunjang lainnya adalah pesatnya pertumbuhan e-commerce. Aktivitas pengiriman barang yang meningkat membuat peran logistik makin dibutuhkan.
’’Peningkatan demand impor dan penjualan online bakal menambah kebutuhan logistik, termasuk seperti fasilitas cold storage,’’ ungkapnya.
Menurut dia, Indonesia masih memiliki sejumlah tantangan yang harus diselesaikan, baik oleh pemerintah pusat, daerah, maupun semua stakeholder, terutama biaya logistik yang disebut masih tinggi.
’’High cost logistic adalah yang paling menantang karena ini berkaitan dengan efisiensi,’’ tegasnya.
Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) Zaldy Ilham Masita mengungkapkan, permasalahan biaya logistik hingga saat inj memang cukup sulit diurai.
Zaldy mengapresiasi sejumlah deregulasi dan inovasi pemerintah di bidang logistik. Namun, pihaknya menyayangkan implementasi di lapangan.
’’Tantangan implementasi inovasi logistik di Indonesia itu seperti keras di ujung, tapi begitu jalan melembek,’’ kata Zaldy.
Dia mencontohkan pungli. Pemerintah sempat gencar melakukan operasi pungli pada awal adanya penguatan regulasi. Tetapi, menurut Zaldy, saat ini praktik ilegal semacam itu mulai marak kembali.
Di sisi lain, melihat perkembangan berbagai sektor penunjang seperti e-commerce, Zaldy setuju industri logistik diprediksi meningkat. ’’Bahkan, saya punya ekspektasi yang lebih tinggi daripada 7,1 persen. Saya berharap bisa 10–12 persen,’’ tutur Zaldy.
Pertumbuhan e-commerce terhadap industri logistik, lanjut Zaldy, meningkat 28 persen setiap tahun. Pada masa mendatang, makin beragamnya produk yang dikonsumsi masyarakat melalui pembelian online turut meningkatkan demand distribusi barang.
’’Volumenya akan lebih besar. Jika dulu yang dibeli hanya gadget atau elektronik, sekarang produk groceries dan fresh food juga meningkat,’’ tandas Zaldy.
Sumber:
http://www.industry.co.id/read/32890/bisnis-e-commerce-dongkrak-pertumbuhan-industri-logistik-nasional