News Detail
Minim Fasilitas, Kereta Tak Ramah Untuk Logistik

Nurul Mahmudah - Tempo.Co, 19 Maret 2014

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Asosiasi Logistik Indonesia Zaldy Ilham Masita mengatakan pertumbuhan angkutan barang menggunakan kereta api kurang dari 1 persen. Padahal angkutan kereta api berpotensi menghemat biaya logistik yang besar.

"Bisa hemat sampai 20 persen," katanya di Hotel Intercontinental, Jakarta, Selasa, 18 Maret 2014. Menurut Zaldy, minimnya fasilitas bongkar-muat di stasiun menjadi faktor utama lambannya pertumbuhan. "Kalau ada fasilitas bongkar-muat dan rel ganda akan lebih hemat ketimbang angkutan truk."

Data Kementerian Perhubungan menyebutkan panjang rangkaian rel kereta api yang aktif mencapai 4.000 kilometer, sementara 2.000 meter tidak aktif. Sebagian yang tak aktif telah berubah fungsi menjadi jalan dan permukiman. Saat ini pemerintah tengah membangun rel kereta api jalur ganda atau double track sepanjang 727 kilometer yang menghubungkan Merak di Jawa Barat dan Banyuwangi di Jawa Timur. (Baca: Industri Logistik Tak Didukung Infrastruktur)

Kendati fasilitas di stasiun belum sempurna, Frost & Sullivan, konsultan bisnis, memprediksi bisnis angkutan barang dengan kereta api bakal meningkat 8,5 persen, yaitu dari 23,6 juta ton tahun lalu menjadi 25,5 juta ton tahun ini. Perusahaan konsultan itu juga memprediksi industri logistik tumbuh 14,7 persen tahun ini dengan nilai ekonomi sebesar Rp 1.816 triliun.

Di Pulau Jawa, angkutan darat menjadi pilihan utama pengangkutan barang. Angkutan laut antarpulau masih menanggung biaya logistik yang tinggi karena kualitas pelabuhan buruk. Zaldy mengatakan tingginya biaya logistik disebabkan minimnya fasilitas yang menunjang alur gerak barang. "Untuk pelabuhan, banyak yang harus diperbaiki terutama di Indonesia timur," katanya.

Dalam laporan Global Competitive Report 2012-2014, Indonesia menempati urutan ke-38 dari 148 negara untuk daya saing industri logistik. Adapun data Bank Dunia menyebutkan Indonesia berada di urutan 59 dari 155 negara pada 2012 dan data Trading Economics pada 2013 menempatkan Indonesia di urutan 61 dari 165 negara. (Lihat juga: Tekan Biaya Logistik, KAI Tambah 1.800 Gerbong)

Sumber:

http://www.tempo.co/read/news/2014/03/18/092563386/Minim-Fasilitas-Kereta-Tak-Ramah-untuk-Logistik


Back to List

25 Mar 2024

KAI Logistik Perluas Jangkauan Pengiriman hingga ke Kalimantan

Sakina Rakhma Diah Setiawan, Kompas.com, Sabtu 23 Maret 2024

18 Mar 2024

Larangan Angkutan Logistik Saat Libur Hari Besar Keagamaan Munculkan Masalah Baru

Anto Kurniawan, Sindonews.com, Minggu 17 Maret 2024

18 Mar 2024

Kemendag Dorong Relaksasi Pembatasan Angkutan Logistik Saat Hari Raya

Mohamad Nur Asikin, Jawapos.com, Sabtu 16 Maret 2024

08 Mar 2024

Dirjen SDPPI: Hadirnya gudang pintar 5G pecut industri berinovasi

Fathur Rochman, Antaranews.com, Kamis 7 Maret 2024

07 Mar 2024

Jurus Kemenhub Tekan Ongkos Biaya Logistik Supaya Makin Murah

Retno Ayuningrum, Detik.com, Rabu 6 Maret 2024

07 Mar 2024

Transformasi Digital Pelabuhan Dorong Peningkatan Efisiensi Biaya Logistik

Antara, Republika.co.id, Rabu 6 Maret 2024

Copyright © 2015 Asosiasi Logistik Indonesia. All Rights Reserved