Ilham Budhiman, Bisnis Indonesia, Rabu 10 Oktober 2018
JAKARTA – Kamar Dagang dan Industri Indonesia menyakini penerapan teknologi blockchain bisa membantu perusahaan logistik meningkatkan pendapatan hingga 15%.
Blockchain merupakan sistem pencatatan atau database yang tersebar luas di jaringan, atau disebut juga dengan istilah distributed ledger.
Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Logistik dan Pengelolaan Rantai Pasok Rico Rustambi mengatakan keyakinan itu merujuk berkurangnya biaya logistik yang tergantung kepada kompleksitas rantai pasok masing-masing pelaku bisnis. “Di bidang logistik, blockchain berpotensi menurunkan biaya logistik dan meningkatkan daya saing,” katanya, Selasa (9/10).
Rico menjelaskan penerapan blockchain dan penurunan biaya logistik bisa dilihat berdasarkan contoh kasus secara global.
Dia mencontohkan perusahaan logistik Maersk telah bekerja sama dengan IBM untuk mendigitalisasi rantai pasoknya dengan blockchain sehingga tingkat akurasi, transparansi, dan menurunkan biaya dokumen secara signifikan.
Contoh lainnya, kata dia, Walmart menerapkan blockchain untuk menelusuri sumber dagingnya dari China dan merekam dari mana daging tersebut berasal, diproses, disimpan di gudang penyimpanan dan kapan di jual berdasarkan tanggal. Hal serupa juga, menurutnya, bisa berlaku bagi produk lain yang telah diterapkan oleh Unilever dan Nestle.
Asisten Deputi Pengembangan Logistik Nasional Kemenko bidang Perekonomian Erwin Raza mengatakan blockchain berkaitan erat dengan transparansi data dan informasi sehingga perlu adanya tingkat kepercayaan yang tinggi.
“Jadi komunitas bisnis yang sepakat membentuk blockchain itu, harus terlebih dahulu membangun trust di antara mereka,” katanya.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Blockchain Indonesia (ABI) Pandu Wisaksono mengatakan yang menjadikan sektor logistik lebih rumit dan kompleks dibandingkan dengan sektor lain seperti perbankan. Dia menilai perlu adanya standardisasi di sektor logistik terkait dengan data entri.