News Detail
Startup Logistik Bakal Menjamur

Rinaldi M. Azka, Bisnis Indonesia, Rabu 26 Juni 2019

Bisnis, JAKARTA – Asosiasi Logistik Indonesia memprediksi jumlah perusahaan rintisan di bidang logistik akan terus bertambah, seiring dengan gurihnya pasar perdagangan elektronik atau e-commerce.

Ketua Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) Zaldy Ilham Masita menuturkan saat ini memang semakin banyak perusahaan rintisan (startup) logistik. Dalam Perhitungannya, hamper 20 perusahaan startup logistik yang muncul di Indonesia, baik local maupun asing, dalam 2 tahun terakhir.

“Peluang Munculnya startup logistik baru ke depannya masih sangat besar dan mungkin saja perusahaan unicorn berikutnya berasal dari startup logistik,” katanya kepada Bisnis, Selasa (25/6).

Dengan lahirnya berbagai startup itu, dia menilai persaingan bisnis sesama penyedia jasa logistik bakal kian sengit. Saat ini, persaingan itu masih normal karena setiap startup logistik mempunyai segmen pasar yang berbeda.

“Bahkan beberapa startup logistik bias saling berkolaborasi karena sektor logistik sangat luas dengan market dan produk yang berbeda-beda,” ujarnya.

Zaldy yang juga co-founder bisnis rintisan Paxel juga bercerita pengembangan bisnis rintisannya itu. Dia menuturkan perkembangan Paxel sampai kini sangat positif.

“Dengan service sameday antarkota di mana service ini pertama di Indonesia dan sebagai perusahaan logistik yang berbasis teknologi Paxel bias scale up dengan cepat,” paparnya.

Paxel adalah startup logistik berbasis aplikasi yang mengusung layanan sameday delivery dengan ongkos kirim flat. Saat ini, Paxel mengakomodasi area Jabodetabek dan Bandung.

Ketua Bidang Organisasi DPP Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos dan Logistik Indonesia (Asperindo) Trian Yuserma mencatat setidaknya sudah ada 21 perusahaan baru penyelenggara pos yang mendapat izin pada 2019 karena industri e-commerce yang semakin memikat.

Dari 21 perusahaan baru itu, dia merinci 13 perusahaan berskala nasional, lima perusahaan  skala provinsi dan tiga perusahaan skala tingkat kabupaten/kota.

“Mereka masing-masing jadi anggota Asperindo dan ada yang tidak,” kata Trian.

Saat ini, dia menjelaskan terjadi kenaikan jumlah pengusaha penyelenggara pos atau bidang logsitik dalam waktu singkat.

Persaingan usaha di antara sesama perusahaan logistik pun disikapi santai. “Asperindo menyambut baik karena akan muncul enterprenur baru di logistik dan mengimbau mereka segera bergabung menjadi anggota Asperindo,” tambahnya.

Asperindo merupakan satu-satunya organisasi perusahaan logistik yang izinnya sesuai Undang-Undang No. 28/2009 tentang Pos.

Ketua Umum DPP Asperindo Mohammad Feriadi menyatakan banyak investor melihat potensi bisnis logistik masih sangat besar dan mempunyai masa depan cerah sehingga tertarik mendanai perusahaan logistik.

Data Google & Temasek dalam laporannya berjudul E-conomy SEA 2018 menyebutkan bahwa dagang-el menyumbang US$ 12,2 miliar dari US$ 27 miliar nilai ekonomi digital Indonesia pada 2018, atau berkontribusi 45% dari total nilai ekonomi digital secara nasional.

“Salah satu acuannya adalah hasil survei Temasek & Google itu yang membuat mereka jadi semakin tertarik,” kata Feriadi.

Lebih jauh, Asperindo tidak memberikan perlakuan khusus bagi para pengusaha bisnis rintisan kecuali menggantongi izin dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) untuk bergabung jadi anggota.

Sementara itu, Chairman Supply Chain Indonesia (SCI) Setijadi menyatakan persaingan usaha di bidang logistik memang tidak bias dihindarkan. Dia juga memprediksi persaingan sehat itu akan menurunkan biaya logistik.

Menurutnya, e-commerce membutuhkan layanan logistik khusus yang menuntut kecepatan pengiriman pesanan.

“Selain itu, berbeda dengan layanan logistik konvensional yang business to business [B2B], layanan logistik e-commerce bersifat business to customer [B2C] atau customer to customer [C2C]. pengiriman produk dalam volume kecil dan tersebar,” jelasnya.

Dia melanjutkan keberadaan perusahaan startup logistik mendorong kinerja sistem logistik karena memanfaatkan teknologi informasi yang menefisienkan proses bisnis dan operasional.

“Keberadaannya akan meningkatkan persaingan. Peningkatan persaingan itu akan mendorong penurunan biaya logistik,” ungkapnya.

Berdasarkan data Kementerian Perhubungan, biaya logistik di Indonesia sekitar 29% dari total PDB di 2018, lebih besar disbanding angka 24% di tahun 2016. Data Bank Dunia di tahun yang sama memperlihatkan, Indonesia ada di posisi ke-63 dari 160 negara untuk indeks performa logistik.

Setijadi menjelaskan karakteristik dan tuntutan itu membutuhkan inovasi penyedia logistik e-commerce.

Dia menilai tingkat persaingan penyedia logistik e-commerce sangat tinggi karena terdiri atas beberapa kelompok pelaku, yaitu perusahaan logistik konvensional yang masuk ke logistik e-commerce, perusahaan logistik e-commerce yang dibangun oleh perusahaan e-commerce, dan perusahaan start-up logistik e-commerce.

Dalam menghadapi persaingan, dia menyarankan perusahaan logistik e-commerce harus mengembangkan inovasi proses dan inovasi teknologi termasuk teknologi informasi.

“Integrasi sistem informasi diperlukan untuk peningkatan kecepatan order fulfillment,” jelasnya.

Menurutnya, penggunanaan aplikasi dalam bentuk warehouse management system (WMS) yang terintegrasi dengan transportation management system (TMS) akan semakin diperlukan.


Back to List

25 Mar 2024

KAI Logistik Perluas Jangkauan Pengiriman hingga ke Kalimantan

Sakina Rakhma Diah Setiawan, Kompas.com, Sabtu 23 Maret 2024

18 Mar 2024

Larangan Angkutan Logistik Saat Libur Hari Besar Keagamaan Munculkan Masalah Baru

Anto Kurniawan, Sindonews.com, Minggu 17 Maret 2024

18 Mar 2024

Kemendag Dorong Relaksasi Pembatasan Angkutan Logistik Saat Hari Raya

Mohamad Nur Asikin, Jawapos.com, Sabtu 16 Maret 2024

08 Mar 2024

Dirjen SDPPI: Hadirnya gudang pintar 5G pecut industri berinovasi

Fathur Rochman, Antaranews.com, Kamis 7 Maret 2024

07 Mar 2024

Jurus Kemenhub Tekan Ongkos Biaya Logistik Supaya Makin Murah

Retno Ayuningrum, Detik.com, Rabu 6 Maret 2024

07 Mar 2024

Transformasi Digital Pelabuhan Dorong Peningkatan Efisiensi Biaya Logistik

Antara, Republika.co.id, Rabu 6 Maret 2024

Copyright © 2015 Asosiasi Logistik Indonesia. All Rights Reserved