News Detail
ALI : Praktik Pungli di Pelabuhan Sudah Biasa

Puput Ady Sukarno, Bisnis.com, Rabu 18 Desember 2019

Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Logistik Indonesia menyatakan bahwa praktik pungutan liar di Pelabuhan Tanjung Priok sudah menjadi hal yang biasa.

Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) Zaldi Ilham Masita menyatakan praktik pungutan liar (pungli) juga terjadi di seluruh pelabuhan Indonesia dan sudah menjadi kebiasaan.  "Kalau tidak ada pungli malah aneh," ujarnya kepada Bisnis.com, Selasa (17/12/2019).

Padahal, tegasnya, pemerintah sudah membuat Satuan Tugas (Satgas) Saber Pungli. "Tapi sayang sekali hasilnya dari satgas itu hanya hangat hangat tahi ayam," ujarnya.

Menurutnya, pelaku logistik tidak membayar langsung pungli karena sudah masuk dalam budget operasional. Bila pungli terjadi di truk, dia menyatakan hal itu masuk dalam uang jalan sopir.

"Jadi sebenarnya yang paling menderita adalah sopir karena penghasilannya berkurang," tegasnya.

Zaldi menyarankan bahwa biaya di pelabuhan harus dibuat transparan, mulai dari operator pelabuhan, trucking, freight forwarder dan shipping line.

Menurutnya, seluruh pihak di pelabuhan harus bisa mempublikasikan biaya-biaya resmi untuk semua proses di pelabuhan, baik ekspor, impor, dan domestik. Hal itu akan memudahkan pengguna jasa untuk membandingkan biaya yang ditagihkan oleh perusahaan forwarder dengan biaya resmi.

"Karena banyak juga perusahaan yang mengambil keuntungan denga proses yang tidak jelas di pelabuhan untuk menaikkan biaya-biaya," ujarnya.

Berdasarkan hasil penelusuran Bisnis.com, tradisi pungutan liar masih dialami para supir truk logistik di Pelabuhan Priok saat ini. Tradisi koruptif ini nyaris tidak berubah dengan kondisi kala Bisnis Indonesia menurunkan laporan serupa pada edisi 19 Februari 2013.

Jumlah perkiraan rata-rata hasil pengumpulan uang kopi alias salam tempel dari sopir kepada oknum di pelabuhan terhitung hanya di pelabuhan bongkar muat PT Jakarta International Container Terminal (JICT) diperkirakan bisa mencapai Rp25,17 miliar per tahun yang dihitung dari kutipan Rp12.000 per boks kotainer yang jumlahnya mencapai 2,09 juta TEUs.

Uang kopi ini hanya dihitung khusus di bongkar muat JICT, yang diolah berdasarakan hasil wawancara dengan para sopir. Perhitungan ini belum termasuk Terminal Peti Kemas Koja, dan New Priok Container Terminal One (NPCT-1).

 

Sumber:

https://ekonomi.bisnis.com/read/20191218/98/1182468/ali-praktik-pungli-di-pelabuhan-sudah-biasa#

 


Back to List

25 Mar 2024

KAI Logistik Perluas Jangkauan Pengiriman hingga ke Kalimantan

Sakina Rakhma Diah Setiawan, Kompas.com, Sabtu 23 Maret 2024

18 Mar 2024

Larangan Angkutan Logistik Saat Libur Hari Besar Keagamaan Munculkan Masalah Baru

Anto Kurniawan, Sindonews.com, Minggu 17 Maret 2024

18 Mar 2024

Kemendag Dorong Relaksasi Pembatasan Angkutan Logistik Saat Hari Raya

Mohamad Nur Asikin, Jawapos.com, Sabtu 16 Maret 2024

08 Mar 2024

Dirjen SDPPI: Hadirnya gudang pintar 5G pecut industri berinovasi

Fathur Rochman, Antaranews.com, Kamis 7 Maret 2024

07 Mar 2024

Jurus Kemenhub Tekan Ongkos Biaya Logistik Supaya Makin Murah

Retno Ayuningrum, Detik.com, Rabu 6 Maret 2024

07 Mar 2024

Transformasi Digital Pelabuhan Dorong Peningkatan Efisiensi Biaya Logistik

Antara, Republika.co.id, Rabu 6 Maret 2024

Copyright © 2015 Asosiasi Logistik Indonesia. All Rights Reserved