Muhammad Choirul Anwar, cnbcindonesia.com, Kamis 30 April 2020
Jakarta, CNBC Indonesia - Penghentian layanan penerbangan sempat berdampak pada penumpukan ratusan ton kargo di bandara. Distribusi logistik melalui angkutan udara terhambat, sejak adanya penghentian operasional sejumlah penerbangan.
Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) Zaldy Ilham Masita, menjelaskan, penumpukan sudah terjadi sejak 2 pekan lalu, termasuk di Bandara Soekarno-Hatta.
Dia mengaku, kapasitas pengangkut kargo udara memang menurun hingga 80% seiring penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di sejumlah wilayah.
"Penghentian penerbangan komersial untuk penumpang akhirnya berdampak pada kargo udara, karena selama ini kargo udara 98% memakai pesawat komersial yang mengangkut penumpang juga," kata Zaldy Ilham Masita ketika berbincang dengan CNBC Indonesia, Kamis (30/4/20).
Ironisnya kondisi ini terjadi justru ketika pemerintah gencar menyerukan agar angkutan logistik tak terganggu. Nyatanya, sejumlah komoditas yang selama ini mengandalkan angkutan udara malah menumpuk di sejumlah bandara.
"Mayoritas barang yang lewat kargo udara adalah bahan makanan, alat kesehatan, dan spareparts," imbuhnya.
Beruntung kondisi tersebut tak berlarut-larut. Saat ini, sejumlah maskapai sudah kembali menambah armada untuk mengangkut barang-barang yang menumpuk.
"Penumpukan terjadi sejak 2 minggu di bandara-bandara transit karena banyaknya pesawat yang cancel. Mulai kemarin sudah mulai terurai dengan mulainya pesawat kargo yang dioperasikan oleh Garuda dan Citilink," katanya.
Sumber:
https://www.cnbcindonesia.com/news/20200430153339-4-155571/di-bandara-terjadi-penumpukan-kargo-saat-corona-kok-bisa