News Detail
Kacau! Kargo Numpuk di Bandara, Ongkos Logistik Bengkak

Muhammad Choirul Anwar, cnbcindonesia.com, Kamis 30 April 2020

Jakarta, CNBC Indonesia - Penumpukan kargo di sejumlah bandara membuat ongkos yang harus dikeluarkan pemilik barang membengkak. Penumpukan terjadi karena kebijakan PSBB dan pelarangan penerbangan penumpang, yang biasanya juga ada barang kargo di dalamnya.

Demikian disampaikan Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) Zaldy Ilham Masita kepada CNBC Indonesia, Kamis (30/4/20).

Persentase pembengkakan biaya beragam, tergantung pada lamanya barang itu menginap di bandara. Meski tak bisa menyebutkan rincian pembengkakan, yang jelas, ada biaya tambahan untuk membayar ongkos gudang.

"Susah [menghitung], karena banyak barang yang kita tarik kembali dari bandara untuk menghemat biaya," ujarnya.

Dengan adanya penumpukan di bandara itu, memang banyak pemilik barang yang akhirnya memilih menarik kembali barangnya.

"Penumpukan juga berkurang karena pemakai jasa kargo udara sudah mulai berhenti mengirimkan barang lewat udara untuk menghindari penumpukan berhari-hari yang sudah terjadi dari 2 minggu lalu, yang membuat biaya naik karena harus membayar ongkos gudang," bebernya.

Sebagai gantinya, pemilik barang memilih mengirimkan lewat jalur darat atau laut. Namun, menurutnya, tidak semua komoditas bisa dialihkan begitu saja.

"Kalau Jawa, Bali, masih bisa kita alihkan ke darat seperti kereta dan truk. Yang luar Jawa tidak semua kategori barang bisa beralih ke laut," urainya.

Di sisi lain, pengiriman kargo melalui jalur laut ke sejumlah wilayah juga terdapat kendala. Direktur Utama Pelni, Insan Purwarisya L Tobing, sempat mengungkapkan kondisi itu sebagai dampak pandemi Covid-19.

"Begitu pekan pertama, Pemda di Papua pada umumnya semua menutup pelabuhan untuk kapal penumpang Pelni. Dan kami tidak berlayar sampai Papua," ungkapnya di sela rapat virtual bersama Komisi VI DPR RI, Rabu (29/4/20).

Menurutnya, penutupan itu pada akhirnya berdampak pula pada lalu lintas logistik. Ia mendapat keluhan dari para pemilik barang yang kesulitan mendapatkan layanan pengiriman.

"Barang-barang yang ada di wilayah Papua menjadi mahal harganya terutama bahan pokok. Sehingga kami negosiasi dengan Pemda setempat dan disetujui untuk kapal-kapal Pelni bisa membawa kebutuhan bahan pokok tanpa penumpang," katanya.

 

Sumber:

https://www.cnbcindonesia.com/news/20200430171023-4-155600/kacau-kargo-numpuk-di-bandara-ongkos-logistik-bengkak

 

 

 


Back to List

08 Mar 2023

National Logistics Ecosystem Terobosan Dorong Performa Logistik

www.kemenkeu.go.id, Senin 6 Maret 2023

21 Feb 2023

Menakar Efektivitas Pusat Logistik Berikat & Dampaknya bagi JPT

logistiknews.id, Selasa, 21 Februari 2023

06 Feb 2023

Geliat Industri Logistik, Salah Satunya Logistik Industri Halal

Asnil Bambani Amri, Kontan.co.id, Jumat 03 Februari 2023

06 Feb 2023

ALI: Sektor Logistik Bisa Tumbuh 8 Persen pada 2023

MG Noviarizal Fernandez, Bisnis.com, Jumat 3 Februari 2023

02 Feb 2023

Logistik UMKM Sangat Terbantu Platform e-Commerce, Kenapa?

Logistiknews.id, Kamis 2 Februari 2023

02 Feb 2023

ALI Ingin Ada Badan Tersendiri Urusi Sektor Logistik, Karena..

Oceanweek.co.id, Rabu 1 Februari 2023

02 Feb 2023

Bisnis Logistik 2023 Bakal Tumbuh 5-8%, Ini Parameternya versi ALI

Logistiknews.id, Rabu 1 Februari 2023

31 Jan 2023

Menerawang Prospek Bisnis Logistik Tahun Ini, Masih Moncer?

Elsa Catriana, Kompas.com, Senin 30 Januari 2023

Copyright © 2015 Asosiasi Logistik Indonesia. All Rights Reserved