News Detail
ALI Dorong Pelabuhan Di Banten Dikelola BUP Swasta

Aang Wiguna

Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) mengusulkan kepada pemerintah untuk mengizinkan badan usaha pelabuhan (BUP) swasta untuk mengelola terminal kontainer di Banten.

Ketua ALI Zaldy Ilham Masita sangat mendukung upaya pemerintah untuk membagi volume barang di Pelabuhan Tanjung Priok ke Banten. Menurut Zaldy, pembagian volume itu membantu pengembangan pelabuhan di kawasan barat Jakarta, khususnya Banten.

“Banten bisa menjadi pusat kawasan industri untuk industri berat dan industri kimia yang sudah tertunda selama 10 tahun,” kata Zaldy kepada Bisnis.com di Jakarta pada Kamis (31/3/2016).

Dia berpendapat PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II lambat dalam mengembangkan kawasan ini. Oleh sebab itu, untuk mempercepat proses sebaiknya pemerintah mengizinkan BUP swasta untuk mengelola terminal kontainer di Banten yang selama ini hanya fokus kepada curah atau bulk.

“Dari sisi fasilitas dan infrastruktur, pelabuhan di Banten paling siap dan paling dekat dengan Tanjung Priok. Apalagi jalur kereta api dari Banten ke Ciakrang sampai ke Surabaya sudah tersedia,” ujarnya.

Dia berharap usul tersebut mampu menekan biaya transportasi hingga 50% untuk pengguna jasa di Pelabuhan Banten ketimbang yang memakai Tanjung Priok.

Zaldy menambahkan sebagai langkah awal untuk jangka pendek, pemerintah bisa mulai dengan pengembangan dry port. Sementara untuk rencana menengah menjadi pelabuhan aktif sebagai alternatif dari Tanjung Priok.

Dia menuturkan selama ini Pelabuhan di Banten sudah berjalan, tetapi dipakai sebagai pelabuhan curah saja. “Kini tinggal menambah fasilitas untuk kontainer dan secara volume sudah bisa direct call kapal internasional dari Port Klang (Malaysia) atau Singapura ke Banten, karena industrinya sudah berkembang terutama untuk kimia dan heavy industri seperti baja dan besi.”

Tak hanya itu, sekalipun pelabuhan Banten masih dalam kajian untuk menjadi feeder, Zaldy menyarankan agar pengelolaan diberikan kepada BUP swasta.

Zaldy berharap BUP swasta bisa mendapat jatah pengelolaan pelabuhan di Banten agar bisa bersaing secara sehat dengan Pelindo II. Langkah itu akan membuat terciptanya persaingan bisnis dengan mengutamakan pelayanan terbaik. “Biar ada persaingan harga dana adu cepat dwelling time.”

Sebelumnya, Tim Satuan Tugas Dwelling Time yang dibentuk oleh Kementerian Koordinasi Bidang Maritim dan Sumber Daya mengutarakan rencana volume Pelabuhan Tanjung Priok ke tiga pelabuhan di Banten, yakni Pelabuhan Cigading, Pelabuhan Merak Mas, dan Pelabuhan Ciwandan yang diprospek menjadi pelabuhan penunjang dari Pelabuhan Tanjung Priok.

Ciwandan adalah pelabuhan yang dioperatori Pelindo II. Pelabuhan itu terletak di Kecamatan Ciwandan Kota Cilegon dengan jarak sekitar 11 km dari kota Cilegon-Anyer, mempunyai hubungan akses jalan darat melalui jalan tol Jakarta-Merak dan berhubungan dengan jalur penyebrangan Merak-Bakauheni/Lampung.

Lokasinya relatif mudah dijangkau baik itu melalui pintu tol Cilegon Barat atau melalui pintu tol Cilegon Timur yang dihubungkan dengan jalan lingkar selatan langsung ke pelabuhan tersebut.

Kota Cilegon zona Serang Barat, Serang Timur, Balaraja maupun Tangerang bagian barat adalah daerah hinterland pelabuhan.

Pelabuhan umum Ciwandan yang diresmikan pada 27 Agustus 1988 memiliki luas daerah lingkungan kerja daratan 54,7 hektare dan daerah lingkungan kerja perairan sekitar 4.100 ha.

Sementara itu, Pelabuhan Cigading adalah pelabuhan yang dioperasikan oleh PT Krakatau Bandar Samudera atau anak usaha PT Krakatau Steel Tbk. Pelabuhan Cigading adalah pelabuhan terdalam di Indonesia yang disiapkan untuk menangani segala jenis kargo baik curah kering, curah cair maupun kontainer.

Berdasarkan pemberitaan sebelumnya oleh Bisnis, kapasitas Pelabuhan Cigading saat ini mampu manangani kargo hingga 12 juta ton. Dalam waktu dekat, Pelabuhan Cigading akan mampu menangani kapasitas kargo hingga 20 30 juta ton.

Sementara itu, Terminal Multipurpose Merak Mas Port adalah terminal kepentingan khusus milik PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk di Merak, Banten.

Pada 2014, perusahaan produsen kertas ini diketahui menjalin kerjasama dengan Global Putra International Group (GPI Group) untuk mengembangkan Merak Mas Port menjadi Terminal Logistik.

Pembangunan pelabuhan penopang alias pelabuhan feeder diproyeksikan akan berdampak terhadap pengurangan tingkat kepadatan volume barang di Pelabuhan Tanjung Priok.

Selain itu, pembangunan pelabuhan feeder juga akan mengurangi DT di Pelabuhan Tanjung Priok karena sebagian proses-proses kepabeanan (pre-clearence, clearance, dan post-clearence) dan penanganan fisik barang akan beralih di pelabuhan-pelabuhan feeder tersebut.


Back to List

25 Mar 2024

KAI Logistik Perluas Jangkauan Pengiriman hingga ke Kalimantan

Sakina Rakhma Diah Setiawan, Kompas.com, Sabtu 23 Maret 2024

18 Mar 2024

Larangan Angkutan Logistik Saat Libur Hari Besar Keagamaan Munculkan Masalah Baru

Anto Kurniawan, Sindonews.com, Minggu 17 Maret 2024

18 Mar 2024

Kemendag Dorong Relaksasi Pembatasan Angkutan Logistik Saat Hari Raya

Mohamad Nur Asikin, Jawapos.com, Sabtu 16 Maret 2024

08 Mar 2024

Dirjen SDPPI: Hadirnya gudang pintar 5G pecut industri berinovasi

Fathur Rochman, Antaranews.com, Kamis 7 Maret 2024

07 Mar 2024

Jurus Kemenhub Tekan Ongkos Biaya Logistik Supaya Makin Murah

Retno Ayuningrum, Detik.com, Rabu 6 Maret 2024

07 Mar 2024

Transformasi Digital Pelabuhan Dorong Peningkatan Efisiensi Biaya Logistik

Antara, Republika.co.id, Rabu 6 Maret 2024

Copyright © 2015 Asosiasi Logistik Indonesia. All Rights Reserved