News Detail
Ketika Pengusaha Kurir Lokal Ketir-Ketir

Gloria F.K. Lawi, Bisnis Indonesia, 14 September 2016

JAKARTA – Perusahaan logistik asal Singapura, Ninja Van, baru saja meluncurkan layanan aplikasi untuk logistik di Indonesia dengan nama Ninja Xpress, pekan lalu. Kehadiran Ninja Xpress dan pelaku usaha logistik berbasis aplikasi dari luar negeri lain ternyata menjadi tantangan yang membuat pengusaha domestic mulai khawatir.

 

Indra Wiralaksmana, Country Head Ninja Xpress, menilai Indonesia memiliki pasar logistik yang tinggi. Oleh karena itu, perusahaan logistik berbasis  teknologi itu optimis bisa memberikan layanan kepada pelaku e-commerce di Indonesia setelah sukses mengambil  kue yang sama di Singapura dan Malaysia.

 

“Para pendiri dan pemegang saham Ninja Van melihat Indonesia sebagai pasar yang sangat berpotensi, terutama melihat pertumbuhan e-commerce di negara ini selama beberapa tahun terakhir,” paparnya.

 

Menurutnya, kelebihan perusahaannya ketimbang perusahaan jasa logistik lainnya adalah pengirim dan penerima bisa melacak status paket secara real time melalui situs perusahaan. Ninja Xpress juga memiliki fitur pemesanan secara online yang terintegrasi dengan situs perusahaan pelanggannya.

 

“Karena pelaku e-commerce menuntut layanan pengantaran paket yang efisien dan dapat diandalkan, dan inilah salah satu alasan kami hadir,” jelasnya.

 

Untuk menjadi mitra perusahaan di Indonesia, Ninja Xpress memberikan nilai tambah bagi klien dengan cara menyediakan layanan cash on delivery (COD) yang memungkinkan konsumen membayar barang yang mereka beli pada saat paket sampai di tangan pemesan.

 

Ada tiga layanan Ninja Xpress yang diusung perusahaan itu. Pertama, Ninja Reg yaitu layanan pen giriman standar Ninja Xpress dengan waktu pengiriman  bergantung pada lokasi pengirim dan lokasi penerima. Kedua, Ninja Fast yaitu layanan pengiriman cepat yang menjanjikan paket tiba pada keesokan harinya. Ketiga, Ninja Super yaitu layanan pengiriman tercepat yang memastikan [aket diterima di hari yang sama.

 

Di tengah arus kedatangan perusahaan jasa logistik di dalam negeri ternyata mulai khawatir. Bagaimana tidak, perusahaan jasa logistik asing yang menawarkan kemudahan jasa berbasis aplikasi mendorong pelaku usaha dalam negeri juga harus melakukan inovasi baru dalam bisnisnya.

 

Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) Zaldy Ilham Masita mengatakan gencarnya perusahaan logistik asing berbasis aplikasi merambah Indonesia menjadi pertanda saatnya perusahaan di dalam negeri berkolaborasi dengan para pendatang tersebut. Tujuannya agar kualitas pelayanan dapat meningkat dan bisa bersaing di era pasar bebas Asean.

 

“Pembuatan aplikasi tidak bisa dihindari lagi, pembuatan aplikasi bisa dilakukan bersama-sama melalui asosiasi sehingga biayanya tidak terlalu besar. Karena mau tak mau, sekarang harus ada aplikasi untuk meningkatkan pelayanan,” ungkapnya.

 

HARUS BERSAING

 

Wakil Ketua DPP Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos dan Logistik Indonesia (Asperindo) Budi Paryanta menyatakan perusahaan logistik dalam negeri memang harus bersaing dalam menyajikan pelayanan kepada konsumen. Budi menegaskan pengembangan teknologi informasi atau information technology (IT) tidak membutuhkan investasi yang tinggi.

 

Ambil contoh, investasi yang digelontorkan oleh Ninja Xpress hanya senilai US$30 juta untuk melakukan ekspansi tidak hanya di Indonesia tetapi di Asia Tenggara. Nilai investasi tersebut didapatkan dari The Abraaj Group untuk mendanai bisnis mereka serta meningkatkan teknologi untuk pengoperasian aplikasi kurir. Menurutnya, nilai investasi pengembangan teknologi juga tergantung dari besarnya omzet perusahaan.

 

Menyikapi hal itu, dia menceritakan Asperindo sudah meluncurkan juga program aplikasi bernama Asperindo Logistics Integrated System (ALIS). Semua anggota asosiasi bisa memanfaatkan ALIS untuk berjualan jasa dan memberikan layanan tracking system kepada pelanggannya masing-masing.

 

Kehadiran ALIS merupakan respons Asperindo menjawab kebutuhan anggotanya yang belum melakukan inovasi teknologi karena berbagai kendala. Dengan aplikasi ini juga perusahaan kurir yang tergabung dalam Asperindo terjamin kelanjutan usahanya.

 

“Kami mencoba memfasilitasi anggota kami yang masih masuk kategori UMKM [usaha mikro kecil menengah] agar bisa bersaing juga di pasar bebas karena memiliki sistem IT canggih yang beban biayanya fair dan bagus untuk anggota kecil,” ungkap Budi.

 

Dia menerangkan beberapa jenis aplikasi yang menyediakan jasa kurir seperti Grab Express milik Grab, Go-Send milik Go-Jek berlum tergolong sebagai kompetitor karena mereka adalah perusahaan jasa transportasi dengan aplikasi.

 

Untuk melegitimasi layanan jasa kurir, mereka sedang mengurus izin kurir sesuai Undang-Undang No.38/2009 tentang Pos. Para sopir yang juga memberikan layanan kurir ini harus melalui tahapan edukasi agar tingkat keamanan barang semakin terjamin.

 

Budi menilai Asperindo juga membuka peluang keanggotaan bagi jasa kurir asing yang berekspansi ke Indonesia, khususnya perusahaan jasa kurir berbasis aplikasi.

 

Dia pun mengingatkan kepada pemerintah untuk mengatur ketentuan kepemilikan barang modal pada bisnis jasa kurir sesuai UU tentang Pos. Budi menyebutkan kepemilikan modal maksimal dari investor asing hanya 49% dan harus menggandeng mitra lokal atau nasional, tidak bisa berjalan independen.

 

“Selain itu dibatasi juga SDM [sumber daya manusia] asing minimal posisinya manager ke atas, dan mampu berbahasa Indonesia. Jangan kecolongan banyak SDM yang level di bawah manager juga datang dari luar negeri,” tegasnya.


Back to List

25 Mar 2024

KAI Logistik Perluas Jangkauan Pengiriman hingga ke Kalimantan

Sakina Rakhma Diah Setiawan, Kompas.com, Sabtu 23 Maret 2024

18 Mar 2024

Larangan Angkutan Logistik Saat Libur Hari Besar Keagamaan Munculkan Masalah Baru

Anto Kurniawan, Sindonews.com, Minggu 17 Maret 2024

18 Mar 2024

Kemendag Dorong Relaksasi Pembatasan Angkutan Logistik Saat Hari Raya

Mohamad Nur Asikin, Jawapos.com, Sabtu 16 Maret 2024

08 Mar 2024

Dirjen SDPPI: Hadirnya gudang pintar 5G pecut industri berinovasi

Fathur Rochman, Antaranews.com, Kamis 7 Maret 2024

07 Mar 2024

Jurus Kemenhub Tekan Ongkos Biaya Logistik Supaya Makin Murah

Retno Ayuningrum, Detik.com, Rabu 6 Maret 2024

07 Mar 2024

Transformasi Digital Pelabuhan Dorong Peningkatan Efisiensi Biaya Logistik

Antara, Republika.co.id, Rabu 6 Maret 2024

Copyright © 2015 Asosiasi Logistik Indonesia. All Rights Reserved