News Detail
Jurus Jitu Memopulerkan Kapal Feri

Yudi Supriyanto & Ringkang Gumiwang, Bisnis Indonesia, Kamis 24 November 2016

Apa yang terbayang di benak Anda jika mendengar kata feri? Sebagian besar orang pasti mengindentifikasi feri sebagai alat transportasi untuk melintasi selat atau terusan.

 

Namun, tdiak banyak yang tahu feri atau kapal roll on roll off (Ro-ro) bisa berfungsi lebih dari sekedar sebagai kapal penyeberangan. Feri bisa dimanfaatkan melepaskan ketergantungan pelaku usaha logistik terhadap moda transportasi berbasis jalan raya.

 

Setidaknya, solusi yang dijanjikan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumdai saat menjadi panelis Forum Perhubungan bertema Memangkas Biaya Logistik dan Mendukung Pariwisata dengan Feri Jarak Jauh di Jakarta, Selasa (22/11).

 

Dalam acara hasil kerja sama Harian Bisnis Indonesia, PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) dan Kementerian Perhubungan itulah Menhub menyatakan sudah saatnya moda transportasi laut dan penyeberangan menjadi tumpuan utama angkatan barang di Indonesia.

 

Tidak seperti saat ini, hampir 90% pengangkutan barang masih menggunakan moda transportasi berbasis jalan raya, sementara moda transportasi laut justru kurang dari 10%. Padahal, Indonesia merupakan negara kepulauan dengan perairan lebih laut ketimbang daratan.

 

Dengan dasar itu, Budi Karya yang pernah menjabat Direktur Utama PT. Angkasa Pura II itu siap mendorong moda angkutan laut dan penyeberangan lebih banyak menjadi tumpuan mengangkut barang, baik melalui program, pemberian insentif fiskal hingga kemudahan regulasi.

 

Salah satu program pemerintah yang akan diluncurkan adalah layanan feri jarak jauh. Kapal penyeberangan diklaim memiliki banyak kelebihan dari mengurangi biaya logistik, biaya pemeliharaa jalan hingga mendukung pariwisata.

 

“Saya merasa perihatin, bahwa ada kondisi moda darat yang bikin jalan rusak dan kecelakaan, tetapi tetap diminati. Sementara, banyak kapal kita justru mengganggur, padahal sebenarnya bisa mengatasai persoalan itu,” ujarnya.

 

Saat ini, pemerintah ingin membuka rute penyeberangan jarak jauh dari Lampung-Jakarta, Jakarta-Surabaya, Surabaya-Lembar, Nusa Tenggara Barat. Tidak menutup kemungkinan, rute penyeberangan jarak jauh juga bisa hingga Papua.

 

Pada tahap awal, Kemenhub bekerja sama dengan PT. ASDP Indonesia Ferry bakal membuka feri jarak jauh di lintas Surabaya-Lembar.

 

Untuk memuluskan program tersebut, Kemenhub menyiapkan insentif fiskal berupa subsidi, khususnya untuk rute yang belum ekonomis yang akan dilayani ASDP Indonesia Ferry dan operator kapal swasta.

 

Oleh karena itu, Budi Karya berharap para pelaku usaha yang terlibat dalam pengangkutan barang dapat juga ikut berkontribusi.

 

Plt. Direktur Utama ASDP Indonesia Ferry Faik Fahmi menyatakan layanan kapal feri jarak jauh yang akan dioperasikan perseroan memiliki beberapa kelebihan salah satunya truk barang bisa langsung masuk dan keluar kapal tanpa ada hambatan.

 

“Kelebihan kita juga tidak ada dwelling time [lama barang menginap di pelabuhan]’” paparnya. Pada tahap awal pihaknya akan membuka feri jarak jauh rute Surabaya-Lembar, NTB mulai 1 Desember 2016 yang dijadwalkan dilayani sebanyak tiga kali per pekan.

 

ASDP menyiapkan lima unit kapal berkapasitas di atas 5.000 Gross Tonnage (GT) untuk layanan feri jarak jauh. Menurutnya, kapal feri yang disiapkan mampu menampung 1.000 penumpang dan 100 unit truk.

 

Dia optimistis layanan itu bisa menggurangi biaya logistik dan mendukung sektor pariwisata di Bali. Alasannya, feri jarak jauh tetap beroperasi kendati ada perayaan Hari Raya Nyepi di Bali.

 

Faik menghitung waktu tempuh truk barang menggunakan feri jarak jauh lebih singkat dibandingkan dengan jalan darat dari Surabaya-Lembar yang selama ini mencapai 48 jam.

 

Dia memperkirakan layanan feri jarak jauh itu hanya membutuhkan waktu 21 jam.

 

Dalam waktu dekat, ASDP akan mengundang para asosiasi dan pelaku usaha, agar layanan feri jarak jauh dengan rute Surabaya-Lembar bisa penuh saat beroperasi awal bulan depan.

 

RESPONS PENGUSAHA

Gayung pun bersambut. Beberapa pelaku usaha yang hadir dalam Forum Perhubungan menyatakan siap berkomitmen untuk mendukung program feri jarak jauh.

 

Ketua Umum Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Yukki Nugrahawan Hanafi menyatakan mendukung program kapal feri jarak jauh karena pengerakan barang dengan menggunakan angkutan darat berbasis jalan raya porsinya lebih dari 90%.

 

Tidak jauh berbeda dengan Ketua Umum DPP Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Gemilang Tarigan yang setuju dengan layanan tersebut.

 

Saat ini, para pelaku usaha truk bahkan telah menggunakan angkutan kapal feri dari Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta-Pelabuhan Panjang, Lampung ketimbang menggunakan jalan raya.

 

Senada dengan Yukki dan Gemilang, Wakil Ketua Umum Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Bidang Perhubungan Carmelita Hartoto juga setuju adanya angkutan feri jarak jauh tersebut.

 

Para pemangku kepentingan memang setuju dengan program feri jarak jauh. Namun, mereka juga memberikan catatan-catatan yang harus dipenuhi oleh pemerintah agar mau menggunakan kapal feri jarak jauh.

 

Yukki juga menegaskan anggota ALFI siap beralih menggunakan kapal feri jarak jauh ketimbang jalan raya jika layanan itu memenuhi beberapa unsur seperti aman, nyaman, dan masuk dalam hitung-hitungan bisnis.

 

Rasa aman dan nyaman merupakan komponen penting bagi para pengusaha angkutan barang mengingat mereka memiliki kewajiban membawa barang konsumen.

 

Angkutan barang dengan menggunakan moda transportasi berbasis jalan raya memiliki risiko cukup tinggi, terutama kendaraan yang mengangkut komoditas seperti susu, rook, dan lubricant oil.

 

Terkait dengan rasa aman, dia memiliki pengalaman kendaraannya pernah disandera ketika membawa barang produksi PT. Krakatau Steel Tbk sebesar 3,5 ton.

 

Terkait dengan perhitungan bisnis, Yukki juga mengingatkan pemerintah bahwa feri jarak jauh bukan merupakan barang baru bagi para pelaku usaha. Angkutan feri jarak jauh pernah ada di Indonesia dari Lampung-Surabaya. Namun, layanan feri dari Surabaya-Lampung itu tidak mampu bertahan lama karena perhitungan bisnis tidak sesuai.

 

Tidak hanya itu, layanan feri jarak jauh tersebut juga tidak mampu bertahan lama karena Kapal Ro-ro tersebut tidak memiliki muatan balik dari Surabaya menuju Jakarta. Pengangkutan barang truk lebih memilih melakukan perjalanan dengan menggunakan jalan raya ketika menuju Jakarta.

 

Gemilang juga memberikan catatan kepada pemerintah agar para pelaku usaha truk mau menggunakan angkutan kapal feri jarak jauh tersebut. Dia mensyaratkan waktu tempuh feri jarak jauh tersebut harus lebih cepat dari waktu tempuh melalui jalan raya.

 

Dia juga meminta tarif feri jarak jauh tersebut berada di bawah biaya yang dikeluarkan untuk satu unit truk menggunakan jalan raya. Saat ini, para pelaku usaha truk menikmati subsidi bahan bakar minyak. Oleh karena itu, dia menginginkan para pelaku usaha truk juga mendapatkan subsidi jika menggunakan feri jarak jauh.

 

Sementara itu, Carmelita menyatakan layanan feri jarak jauh itu tetap mengikutsertakan swasta. Dia menginginkan pemerintah tidak hanya menggunakan kapal penyeberangan milik PT ASDP Indonesia Ferry tapi juga kapal penyeberangan swasta.

 

Tidak hanya mengikutsertakan swasta, dia juga berharap operator kapal penyeberangan swasta bisa memeroleh subsidi layaknya ASDP Indonesia Ferry.

 

Saat ini, dia mengingatkan jumlah kapal yang ada di dalam negeri berlebih dan dalam kondisi idle atau tidak beroperasi.


Back to List

25 Mar 2024

KAI Logistik Perluas Jangkauan Pengiriman hingga ke Kalimantan

Sakina Rakhma Diah Setiawan, Kompas.com, Sabtu 23 Maret 2024

18 Mar 2024

Larangan Angkutan Logistik Saat Libur Hari Besar Keagamaan Munculkan Masalah Baru

Anto Kurniawan, Sindonews.com, Minggu 17 Maret 2024

18 Mar 2024

Kemendag Dorong Relaksasi Pembatasan Angkutan Logistik Saat Hari Raya

Mohamad Nur Asikin, Jawapos.com, Sabtu 16 Maret 2024

08 Mar 2024

Dirjen SDPPI: Hadirnya gudang pintar 5G pecut industri berinovasi

Fathur Rochman, Antaranews.com, Kamis 7 Maret 2024

07 Mar 2024

Jurus Kemenhub Tekan Ongkos Biaya Logistik Supaya Makin Murah

Retno Ayuningrum, Detik.com, Rabu 6 Maret 2024

07 Mar 2024

Transformasi Digital Pelabuhan Dorong Peningkatan Efisiensi Biaya Logistik

Antara, Republika.co.id, Rabu 6 Maret 2024

Copyright © 2015 Asosiasi Logistik Indonesia. All Rights Reserved