Publication Detail
LAPORAN NUSANTARA

Darius Tirtosuharto

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional

 

Juli 2013

Perekonomian di berbagai daerah pada kuartal kedua tahun 2013 secara agregat cenderung mengindikasikan arah pertumbuhan ekonomi yang sedikit melambat. Perkembangan ekonomi global yang masih diwarnai berbagai tekanan berdampak pada dinamika ekonomi di berbagai daerah. Kinerja ekspor berbasis sumber daya alam (SDA) dari Kawasan Timur Indonesia (KTI) dan Sumatera masih belum menunjukkan perbaikan yang berarti terkait masih rendahnya harga komoditas di pasar global. Kondisi ini diperkirakan memengaruhi kinerja ekonomi daerah basis produksi tambang di KTI seperti di Kalimantan Timur, Papua, dan Nusa Tenggara Barat. Perkembangan di sektor tambang ini menyebabkan capaian realisasi pertumbuhan ekonomi di KTI pada triwulan sebelumnya lebih rendah dibandingkan perkiraan awal.

 

Hal serupa juga terindikasi di beberapa daerah basis produksi tambang di Sumatera seperti di Riau, Sumatera Selatan, dan Kep.Bangka Belitung. Perkembangan terakhir di sektor tambang ini diperkirakan menahan perbaikan kinerja ekonomi Sumatera secara keseluruhan walaupun untuk ekspor sawit terdapat indikasi adanya perbaikan. Sementara itu, perbaikan kinerja ekspor mulai terlihat terutama Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jakarta yang didorong oleh produk manufaktur. Namun, cenderung lemahnya investasi menyebabkan terbatasnya potensi kenaikan pertumbuhan ekonomi di Jawa dan bahkan Jakarta diprakirakan tumbuh sedikit lebih rendah dibanding capaian triwulan sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi di berbagai daerah ditopang oleh masih cukup kuatnya konsumsi rumah tangga ditengah relatif terbatasnya realisasi anggaran belanja pemerintah daerah.

 

Di sisi lain, inflasi di berbagai daerah mengalami kenaikan seiring dengan kebijakan kenaikan BBM bersubdisi yang terealisasi pada tanggal 22 Juni 2013. Bergulirnya rencana kenaikan BBM bersubsidi sepanjang triwulan laporan diperkirakan memengaruhi ekspektasi masyarakat terhadap kenaikan harga sehingga turut berdampak pada kenaikan inflasi di berbagai daerah.  Beberapa daerah di Sumatera seperti di Sumatera Barat, Bengkulu, dan Kep.Bangka Belitung mencatat kenaikan inflasi yang lebih tinggi dibanding daerah lainnya pada akhir triwulan laporan. Demikian halnya dengan Kalimantan Timur, dan beberapa daerah di Jawa.

 

Kenaikan inflasi di berbagai daerah secara umum terutama didorong oleh kenaikan harga sejumlah komoditas pangan dan biaya transportasi. Beberapa komoditas pangan seperti cabe merah, daging ayam, dan telur ayam mengalami kenaikan harga yang cukup tinggi antara lain terkait kendala pasokan di daerah sentra dan kenaikan biaya distribusi. Di sisi lain, koreksi harga beberapa komoditas hortikultura yang terjadi sepanjang triwulan laporan relatif dapat meredam kenaikan inflasi pangan lebih lanjut. Menghadapi tekanan inflasi pangan yang meningkat, diperlukan berbagai langkah kebijakan yang terkoordinasi, baik di tingkat pusat dan daerah, untuk dapat meredam dampak dari kenaikan harga BBM bersubsidi sekaligus menjamin ketersediaan pasokan dan kelancaran distribusi barang. Hal lain yang menjadi perhatian selama triwulan laporan yaitu terkait dengan kenaikan harga properti secara signifikan di beberapa daerah seperti di Sulawesi Selatan, Bali, Jawa Timur, Jakarta, dan Sumatera Utara. Tingginya kenaikan harga properti tersebut perlu dicermati lebih lanjut agar tidak berimplikasi pada keterjangkauan masyarakat luas terhadap perumahan.

 

Prospek pertumbuhan ekonomi di berbagai daerah pada triwulan III 2013 diperkirakan  masih diwarnai tekanan dari kinerja ekspor yang belum sepenuhnya pulih, dan kecenderungan masih lemahnya investasi non bangunan, serta dampak lanjutan dari kenaikan BBM bersubsidi. Perekonomian global yang masih dibayangi ketidakpastian yang tinggi berpengaruh pada terbatasnya prospek peningkatan ekonomi berbagai daerah di Kawasan Sumatera dan KTI. Perbaikan kinerja ekspor berbasis SDA yang mendominasi ekspor dari berbagai daerah di kedua kawasan ini diperkirakan tertahan oleh masih rendahnya harga komoditas di pasar global. Pertumbuhan ekonomi di kedua kawasan ini diperkirakan ditopang oleh masih kuatnya konsumsi domestik sehingga berdampak positif bagi aktivitas perdagangan. Demikian halnya dengan prospek peningkatan kinerja ekonomi Kawasan Jawa dan Jakarta yang diperkirakan lebih banyak ditopang oleh konsumsi domestik walaupun dibayangi dampak dari adanya penyesuaian perilaku masyarakat terkait kenaikan harga BBM bersubsidi dan tingginya harga pangan. Peran pemerintah melalui optimalisasi belanja menjadi sangat strategis guna dapat mengakselerasi pertumbuhan ekonomi serta memperkuat daya saing daerah.

 

Tekanan inflasi di berbagai daerah pada triwulan mendatang diperkirakan masih cukup besar seiring dengan meningkatnya permintaan memasuki bulan Ramadhan. Tekanan inflasi terutama bersumber pada kenaikan harga pangan dan biaya distribusi sebagai dampak lanjutan dari kenaikan harga BBM bersubsidi. Potensi kenaikan inflasi terbesar diperkirakan terjadi pada bulan Juli 2013 dan secara gradual akan kembali mereda di akhir triwulan mendatang. Tekanan kenaikan inflasi di Jawa dan Jakarta yang cukup signifikan perlu diwaspadai mengingat kedua kawasan ini memiliki bobot yang besar di dalam memengaruhi pergerakan inflasi secara nasional. Langkah-langkah penguatan koordinasi kebijakan secara intensif, baik melalui forum Tim Pengendalian Inflasi (TPI), Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), dan Kelompok Kerja Nasional TPID (Pokjanas TPID) diperlukan untuk dapat meredam potensi kenaikan inflasi lebih lanjut. Penguatan koordinasi antara Bank Indonesia dengan pemerintah pusat maupun pemangku kepentingan di daerah beperan penting untuk mampu merumuskan kebijakan yang tepat guna dalam mengendalikan harga melalui upaya menjaga kecukupan pasokan dan penguatan kerjasama antar daerah. Di samping itu, peran kebijakan Pemerintah Daerah diharapkan untuk tidak menambah tekanan inflasi yang berlebihan di tahun 2013.

 

 

 

Darius Tirtosuharto

Peneliti Ekonomi | Departemen Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter | Divisi Regional Ekonomi dan Inflasi | Bank Indonesia - Menara Sjafruddin Prawiranegara, Lt. 18 | Jl. MH Thamrin No. 2, Jakarta 10350 | Ph. (021) 381-8380 | Cell 08118206021 | dtirtosuharto@bi.go.id

 

Informasi lebih lengkap dapat mengakses Kajian Ekonomi Regional (KER)/Laporan Nusantara di web Bank Indonesia. Hal ini untuk mengantisipasi bilamana ada update/revisi yang kita lakukan pada publikasi Laporan Nusantara.

Publikasi KER untuk 31 provinsi yang dapat bermanfaat sebagai referensi untuk skala wilayah yang lebih kecil/detil dapat di akses melalui:

http:www.bi.go.id/web/id/Publikasi/Ekonomi_Regional/


Back to List

Copyright © 2015 Asosiasi Logistik Indonesia. All Rights Reserved