Didiet Hidayat, Executive Board ALI
Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) sebagai asosisi profesi dalam bidang Supply Chain & Logistics Management (SC&LM) di Indonesia kembali mendapat kehormatan diundang sebagai wakil dari Sektor Industri di Indonesia dalam acara "1st Workshop of Compendium of Best Practises and Benefits of National Logistics Association in Selected APEC Economies Project" dari tanggal 5-7 April 2011 lalu di Melbourne, Australia beserta perwakilan dari Kementerian Perdagangan dan Perhubungan Republik Indonesia.
Workshop ini merupakan satu dari tiga rangkaian yang direncanakan merupakan bagian dari action plan dalam kerangka APEC Supply Chain Connectivity Framework yang bertujuan untuk:
(1) Meningkatkan kolaborasi antara instansi pemerintah dan industri terkait, Logistik Rantai Pasok (Supply Chain Logistics), transportasi dan konektivitas infrastruktur guna meningkatkan transparansi regulasi serta peningkatan daya saing negara.
(2) Pengembangan generic template national logisitics association guna pengembangan asosiasi logisitik berbasis industri.
Dalam presentasinya, Asosisasi Logistik Indonesia (ALI) yang diwakili oleh Mahendra Rianto sebagai Executive Board ALI, menyampaikan fakta tentang geografis dan demografis Indonesia yang menjadikan penanganan Logistik dan Supply Chain di Indonesia menjadi unik dan berbeda dibanding dengan negara manapun di wilayah Asia Pasifik. Juga dipaparkan bahwa Indonesia telah memiliki Cetak Biru Logistik Nasional yang pada saat ini telah memasuki babak penyusunan derivatifnya di Kementrian terkait dan tetap mempunyai "benang merah" dengan Cetak Biru awal yang menetapkan visi logistik Indonesia sebagai : "Locally integrated, Globally connected" in the year of 2025.
Keunikan inilah yang membuat penangan Logistik dan Supply Chain menjadi lebih kompleks serta membutuhkan tingkat integrasi antar "Policy maker", "Industry" dan "Stakeholder" yang tinggi guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Disampaikan pula bahwa, keterlibatan ALI sebagai organisasi profesi nirlaba yang telah berkiprah sejak berdirinya di tahun 2003, terhadap pengembangan sumber daya manusia, nara sumber bagi pembuat keputusan serta perumus awal Cetak Biru Logistik Nasiional Indonesia akan terus berlanjut, sepanjang negara membutuhkan keahliannya. Disamping itu, bersama dengan stakeholder lainnya, ALI akan menjadi bagian dari "Presure Group" terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah yang belum masuk dalam koridor yang telah ditetapkan bersama.
Sebagai asosiasi profesi di industri Logistik dan Supply Chain, ALI (www.ali.web.id) telah melakukan aktivitas dan kegiatan, baik yang dilakukan sendiri atau bersama dengan stake holder lainnya, seperti kampanye untuk meningkatkan kesadaran atas logistik dan industri jasa logistik melalui website, milis, social media, gathering, training untuk meningkatkan skill, bahkan menyelenggarakan kegiatan konferensi berskala nasional tahunan dengan menggandeng ALFI (Asosiasi Logistik dan Forwarder seluruh Indonesia, d/h GAFEKSI).
Lebih lanjut lagi, Mahendra menyampaikan bahwa Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) juga berperan aktif dalam pengembangan kualitas SDM di bidang Logistik dan Supply Chain dengan menyelenggarakan pendidikan sertifikasi profesi bernama Sembada Pratama (www.sembadapratama.com) sebagai The 1st School of Supply Chain and Logistics in Indonesia untuk menjawab tantangan regional dan global dalam penyediaan SDM Logistik dan Supply Chain yang berstandar internasional. (Didiet Hidayat/Relation Dept-Asosiasi Logistik Indonesia).