Dewi A. Zuhriyah, Bisnis Indonesia, Kamis 8 Februari 2018
JAKARTA – Rencana pemerintah menerapkan pembatasan jam operasional truk di jalan tol Jakarta-Cikampek cukup memberatkan pelaku usaha bidang logistik.
CEO Kamadjaja Logistics Ivan Kamadjaja menilai bahwa rencana menerbitkan peraturan Menhub tentang pembatasan kendaraan untuk mengurangi kepadatan di jalan tol Jakarta-Cikampek akibat pembangunan jalan layang tol tidak efektif.
Dalam hal ini, Ivan menuturkan bahwa pembatasan angkutan besar seperti truk termasuk sumbu tiga justru akan memperparah kemacetan.
“Masalah utama dalam arus mudik adalah volume kendaraan, golongan I 88%, golongan II-III 9%, golongan IV-V 3%. Membatasi sumbu tiga ke atas artinya mengalihkan kargo ke golongan 2 yang notabene malah menambah volume kendaraan. Menurut hemat kami, solusi ini kurang efektif,” kata Ivan kepada Bisnis, Rabu (7/2).
Menurutnya, truk merupakan elemen penting dalam sistem logistik nasional karena peran truk lebih dari 51%.
Oleh karena itu, sebagai komponen penting dalam perekonomian nasional, pembatasan truk dapat menggangu pertumbuhan ekonomi nasional.
Tak hanya itu, Ivan menilai jika jam operasional truk dibatasi justru akan berdampak pada biaya logistik, padahal pemerintah menargetkan untuk menurunkan biaya logistik.
“Kalau kita sepakat bahwa penyebab utama adalah volume, solusinya juga harus berkaitan dengan volume yaitu memecah volume yaitu dengan penerapan pembatasan ganjil-genap golongan I dan truk tetap jalan tanpa pembatasan.”
TERBIT PEKAN INI
Sementara itu, Dirjen Perhubungan Darat Budi Setiyadi mengatakan bahwa beleid tersebut akan diterbitkan pada pekan ini. “Permenhubnya pekan ini selesai.”
Menurut Budi, nantinya jam operasional angkutan barang dan truk akan dibatasi mulai pukul 06.00 sampai pukul 09.00.
Untuk bus dan truk ke depan hanya akan menggunakan lajur satu dan dua. Sementara itu, untuk truk sumbu tiga nantinya akan dilarang melintasi jalan tol Jakarta-Cikampek.
“Itu sudah kami buat PM [peraturan Menhub]-nya. Mudah-mudahan pekan depan ini PM nya selesai.”
Selain itu, Kemenhub juga mengatur distribusi lalu lintas kendaraan pribadi melalui ganjil genap dengan menggunakan permenhub soal ganjil genap.
Saat ini jalan tol Jakarta-Cikampek sedang menerapkan sistem kerja paralel untuk pengerjaan kontruksi kelas berat.
Proyek pengerjaan tersebut meliputi erection steel box girder di KM 45, erection pier head paralel dengan erection steel box girder di Karawang Barat, cor slab lantai jembatan di KM 46, erection pier head segmental dari KM 32 sampai Cikarang Timur.