News Detail
2019, Kuala Tanjung Jadi Hub Internasional

Hadijah Alaydrus, Bisnis Indonesia, Jumat 27 Januari 2017

JAKARTA – Kementerian Perhubungan mendorong percepatan proyek pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung yang dikerjakan PT. Pelabuhan Indonesia I guna menaikkan status pelabuhan itu menjadi hub internasional pada 2019.

 

Dirjen Perhubungan Laut Kemenhub A. Tonny Budiono mengatakan Menhub Budi Karya Sumadi sudah menegaskan status Pelabuhan Tanjung Priok sebagai pelabuhan pengumpul (hub) internasional peti kemas hanya sementara, sebelum pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung rampung. “ Kalau sudah selesai. Kuala Tanjung bisa jadi hub,” ujarnya di Jakarta, Kamis (26/1).

 

Kemenhub telah mengeluarkan Keputusan Menteri Perhubungan (Kepmenhub) No. KP 901/2016 tentang Rencana Induk Pelabuhan Nasional (RIPN) yang ditandatangani pada 30 Desember 2016.

 

Beleid itu mengatur kebijakan pemerintah yang menetapkan fungsi Pelabuhan Tanjung Priok bersama dengan Pelabuhan Patimban secara komplementer sebagai pelabuhan hub internasional peti kemas.

 

Untuk Pelabuhan Kuala Tanjung sebagai pelabuhan hub internasional peti kemas saat ini dinilai tidak tepat karena alasan biaya transportasi kontainer yang lebih mahal.

 

Direktur Kepelabuhanan Ditjen Perhubungan Laut Kemenhub Mauritz H.M. Sibarani menambahkan penetapan Pelabuhan Tanjung Priok sebagai hub internasional peti kemas merupakan solusi jangka pendek. Dia juga menjelaskan penetapan Priok sebagai hub internasional mengacu sejumlah aspek. Dia menambahkan salah satu aspek adalah kesiapan kargo. Sejauh ini, dia menuturkan mayoritas kargo ekspor dan impor Indonesia ada di Pelabuhan Tanjung Priok.

 

“Dari 6 juta TEUs kargo di Priok saat ini, sekitar 3 juta TEUs merupakan kargo ekspor impor,” ujarnya.

 

Dia menilai kondisi itu berbeda dengan Pelabuhan Kuala Tanjung yang kini masih dalam tahap pembangunan sehingga volume kargonya nol TEUs.

 

Dari sisi infrastruktur, tegasnya, Kuala Tanjung membutuhkan waktu untuk penyelesaiannya. Saat ini, PT. Pelabuhan Indonesia (Pelindo) I sedang menuntaskan proyek Kuala Tanjung Tahap I yakni terminal multiguna atau multipurpose. Mauritz memperkirakan dermaga Kuala Tanjung masih 1 km - 2km pada 10 tahun mendatang.

 

Dari sisi sistem pelayaran, dia menyatakan Pelabuhan Tanjung Priok lebih siap karena sudah banyak melakukan transshipment atau alih muat domestik. Rute kapal domestik yang bergerak dari timur ke barat atau sebaliknya banyak melewati Pelabuhan Tanjung Priok.

 

Dari sisi pelayaran global, dia mengatakan Pelabuhan Tanjung Priok juga lebih dikenal dibandingkan dengan Kuala Tanjung yang belum selesai dibangun.

 

Dari sistem informasi dan teknologi, Pelabuhan Tanjung Priok sudah terhubung dengan Inapornet, integrated billing system, INSW dan layanan perbankan lainnya. Selain itu, daerah industri di pulau Jawa sudah tersedia untuk mendukung Tanjung Priok menjadi hub internasional. “Apapun pelabuhannya yang utama adalah kargonya,” tegasnya.

 

Dia juga menegaskan Kemenhub tidak serta merta meninggalkan Pelabuhan Kuala Tanjung setelah menetapkan Pelabuhan Tanjung Priok sebagai hub internasional.d

 

Dia menegaskan Ditjen Perhubunag Laut tetap menyiapakn dokumen perencanaannya. “Dari sisi perencanaan kita akan membuat Kuala Tanjung besar, tetap secara bertahap.”

 

GANDENG PELAYARAN

Untuk Kuala Tanjung, Mauritz menuturkan embrio pelabuhan baru itu perlu menggandeng perusahaan pelayaran global yang cukup kuat dan didukung konsolidasi kargo.

 

Sekuat apapun operator pelabuhan dan pelayaran, imbuhnya, tidak akan hidup tanpa kargo yang memadai.

 

Dia menambahkan membangkitkan kargo memerlukan sinergi dengan Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, pemerintah provinsi dan lainnya.

 

Dengan sinergi antar kementerian dan lembaga, dia berharap mampu mengembangkan kawasan industri atau hinterland Pelabuhan Kuala Tanjung.

 

Dari sisi lain, dia menuturkan eksportir dari Sumatra Utara tetap bisa melakukan ekspor dari Pelabuhan Belawan karena secara jarak terlalu jauh untuk dibawa ke Tanjung Priok Jakarta.

 

Nantinya, Pelabuhan Tanjung Priok bisa mencari kargo dari sekitar wilayah yang dekat Jakarta misalnya Palembang dan Lampung.

 

Dia menyakini Pelabuhan Tanjung Priok bisa mengumpulkan kargo dari kota pelabuhan sekitarnya karena 70% market share arus barang ekspor impor dikuasai oleh pelabuhan di Jakarta Utara itu.

Dia berharap Pelindo II bisa berkompetisi melalui tarif pelayanan dengan pelabuhan di Singapura dan Malaysia. Dengan status hub, dia meminta Pelindo II harus memastikan kapal besar datang ke Pelabuhan Tanjung Priok.

 

 

 


Back to List

25 Mar 2024

KAI Logistik Perluas Jangkauan Pengiriman hingga ke Kalimantan

Sakina Rakhma Diah Setiawan, Kompas.com, Sabtu 23 Maret 2024

18 Mar 2024

Larangan Angkutan Logistik Saat Libur Hari Besar Keagamaan Munculkan Masalah Baru

Anto Kurniawan, Sindonews.com, Minggu 17 Maret 2024

18 Mar 2024

Kemendag Dorong Relaksasi Pembatasan Angkutan Logistik Saat Hari Raya

Mohamad Nur Asikin, Jawapos.com, Sabtu 16 Maret 2024

08 Mar 2024

Dirjen SDPPI: Hadirnya gudang pintar 5G pecut industri berinovasi

Fathur Rochman, Antaranews.com, Kamis 7 Maret 2024

07 Mar 2024

Jurus Kemenhub Tekan Ongkos Biaya Logistik Supaya Makin Murah

Retno Ayuningrum, Detik.com, Rabu 6 Maret 2024

07 Mar 2024

Transformasi Digital Pelabuhan Dorong Peningkatan Efisiensi Biaya Logistik

Antara, Republika.co.id, Rabu 6 Maret 2024

Copyright © 2015 Asosiasi Logistik Indonesia. All Rights Reserved