Rivki Maulana, Bisnis Indonesia, Rabu 22 November 2017
JAKARTA – Biaya logistik di wilayah Sumatra diklaim turun 30% menyusul pengoperasian terminal peti kemas perintis di empat cabang.
Pelabuhan Indonesia (Pelindo) I telah menggelontorkan investasi sekitar Rp. 200 miliar untuk pengembangan terminal peti kemas (TPK) perintis di Aceh, Sibolga, Perawang, dan Kijang.
Direktur Utama Pelindo I Bambang Eka Cahyana mengatakan penggunaan kontainer untuk pengiriman barang dari dan ke wilayah Sumatra melonjak 2 tahun terakhir.
Dia mencontohkan di Perawang, Kabupaten Siak, Riau. Volume bongkar muat kontainer kini mencapai 80.000 TEUs dari semula hanya 500 TEUs. Di Pelabuhan Kijang, volume bongkar muat kontainer naik sepuluh kali lipat menjadi 20.000 TEUs.
Menurutnya, pengusaha memilih mengggunakan kontainer untuk mengirim barang karena lebih aman dan lebih efisien. “Di Kijang, tadinya pakai kapal kayu dari Jakarta. Sekarang pakai kontainer [biaya angkut] turun 30%,” ujarnya di Jakarta, Selasa (21/11).
Selain di Kijang, di Pelabuhan Malayahati Aceh, biaya logistik bahkan turun hingga 50%. Bambang mengklaim bahwa biaya angkut dari Jakarta ke Aceh semula mencapai Rp. 17 juta, kini turun menjadi Rp. 9 juta. Penurunan biaya logistik, lanjutnya, menjadi stimulus bagi pertumbuhan ekonomi di daerah.
Bambang mengatakan Pelindo I membenamkan modal sebesar Rp. 150 miliar untuk pengembangan Pelabuhan Kijang dan Pelabuhan Malayahati. Untuk pelabuhan di Sibolga dan Perawang, investasi Pelindo I masing-masing mencapai Rp. 170 miliar dan Rp. 200 milar.
Di sisi lain, Pelindo I juga bersiap mengembangkan Pelabuhan Kuala Tanjung Tahap II pada tahun depan. Pada tahap kedua pengembangan, BUMN tersebut akan menggarap kawasan industry seluas 3.000 hektare. “Sudah ada 10 perusahaan yang mau membangun pabrik di Kuala Tanjung,” tuturnya.
Lebih jauh dia mengatakan beberapa perusahaan yang tertarik berinvestasi di Kuala Tanjung antara lain Grup Wilmar, Grup Musiman, dan Grup Maspion.
Sementara itu, proses pengembangan tahap pertama Pelabuhan Kuala Tanjung telah mencapai 92% di sisi laut dan 71% di sisi darat. Operasional Pelabuhan Kuala Tanjung Tahap I ditargetkan dimulai pada Maret 2018.
Sebagaimana diketahui, Pelabuhan Kuala Tanjung Tahap I terdiri atas pembangunan dermaga sepanjang 500 meter dan trestle sejauh 2,7 km.
Pada tahap I, Pelabuhan Kuala Tanjung bakal dilengkapi terminal multiguna dan terminal peti kemas dengan kapasitas arus peti kemas sebanyak 500.000 TEUs.
Secara keseluruhan, nilai investasi pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung dalam empat tahap mencapai Rp. 34 triliun dengan kapasitas terminal peti kemas 23 juta TEUs. Pada tahap pertama, Pelindo I sudah merogoh investasi hampir Rp. 5 triliun untuk Pelabuhan Kuala Tanjung.