Bisnis Indonesia, Jumat 2 Februari 2018
JAKARTA – Pelaku usaha logistik di Pelabuhan Tanjung Priok masih berharap tidak ada pembatasa jam operasional truk pada pagi di ruas jalan tol Jakarta – Cikampek.
Dirut PT. Tender Marine Indonesia (TMI), salah satu perusahaan logistik di Jakarta, A. Tjejep Zahtudin mengatakan, aktivitas pengiriman ekspor ke pelabuhan tidak boleh terganggu dengan alasan pengaturan lalu lintas.
“Kalau ekspor terganggu, devisa bagi negara juga terganggu. Hal ini nggak boleh terjadi,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis (1/2).
Dia mengungkapkan pelaku bisni selam ini sudah terbiasa dengan problematika ekspor yang terjadi di lapangan, termasuk yang menyangkut soal kemacetan di jalan raya pada jalur distribusi saar aktivitas pengiriman.
Menurutnya, banyaknya masalah yang menimpa eksportir jangan lagi ditambah dengan adanya pembatasan jam operasional truk di jalan tol. “Ingat, kegiatan ekspor itu membawa devisa,” paparnya.
TRUK TERGANGGU
Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Gemilang Tarigan menyatakan, kegiatan ekspor di Pelabuhan Tanjung Priok bakal terganggu dengan larangan truk melintas di jalan tol Jakarta – Cikampek pada pukul 06.00 – 09.00 WIB.
Larangan tersebut dimaksudkan mengurai kemacetan ruas jalan tol Bekasi – Karawang Barat sehubungan dengan pengerjaan proyek jalan tol layang Jakarta – Cikampek II (Elevated) di Karawang Barat.
Selama ini, penerimaan barang dan peti kemas (openstack) untuk ekspor di Pelabuhan Tanjung Priok diberikan waktu 5 hari atau 120 jam terhitung sebelum jadwal pengapalan.
“Dengan adanya pelarangan truk melintas di pagi hari selama tiga jam setiap harinya itu artinya ada pengurangan waktu 15 jam. Dengan begitu waktu openstack peti kemas ekspor hanya tersisa 105 jam,” ujarnya.
Selama ini, dia mengingatkan Pelabuhan Tanjung Priok menguasai sekitar 75% pengiriman barang dari Jawa Barat dan sekitarnya dengan distribusi utama melalui jalan tol Jakarta – Cikampek.
“Dampaknya akan memengarugi kegiatan delivery di pabrik yang memproduksi barang ekspor sebab baru bisa dilakukan delivery setelah jam 9 pagi. Kondisi ini yang mesti kita pikirkan solusinya agar tidak terjadi gangguan ekspor,” paparnya.
Berdasarkan data Aptrindo DKI Jakarta, sebanyak 4.000 unit truk setiap harinya melayani angkutan ekspor Pelabuhan Tanjung Priok. Dari jumlah 4.000 unit truk, paparnya, sekitar 80%-nya memanfaatkan jalan tol Jakarta – Cikampek dalam kegiatan distribusi ekspor menuju Pelabuhan Tanjung Priok.